Kumpulan Gudangnya ILMU

Jumat, 06 Juli 2012

Lapora praktikum biologi


ACARA I
PENGENALAN MIKROSKOP
A.   Pendahuluan
Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi dua bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal).

B.   Tinjauan Pustaka
            Para ahli biologi telah mempelajari tingkat-tingkat organisasi sel selama berabad-abad. Dalam abad ini dimana alat dan teknik sudah canggih, para biologiwan dapat menyingkap lebih jauh ke dalam kerumitan benda-benda hidup. Mikroskop electron salah satunya, yang dapat menyingkap derajat struktur sub seluler (organel) serta organisasinya. Mikroskop cahaya dapat memperbesar benda/objek hingga 2000 kali, sedangkan mikroskop electron dapat memperbesar benda/objek hingga 500.000 kali.
            Dengan alat dan teknik kimia pun, struktur sub seluler (organel) ini dapat dipisahkan lagi menjadi makro molekul, molekul yang lebih sederhana, bahkan hingga atom-atom (proton, neutron, dan electron) yang membangunnya.
            Mikroskop yang ada di laboratorium Biologi adalah cahaya, yang pada sekitar tahun 1600an ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek. Dengan menggunakan mikroskop, para ahli dapat mengamati berbagai jenis mikroorganisme yang sangat mustahil dapat dilihat dengan mata biasa.
            Pada mikroskop cahaya, terdapat bagian-bagian mikroskop seperti :
·         Pemutar lensa : pada lempeng pemutar ini terdapat lensa obyektif. Lensa ini dapat diputar agar lensa obyektif berada pada kedudukan yang sesuai.
·         Lensa obyektif, lensa yang dekat dengan obyek untuk memperbesar bayangan benda atau sediaan (preparat).
·         Lensa okuler, lensa yang dekat dengan mata untuk melihat preparat.
·         Penjepit, untuk menjepit kaca benda (object glass) agar tidak bergeser.
·         Diafragma, untuk mengatur banyaknya cahaya yang menuju kondensor.
·         Cermin, untuk memantulkan cahaya dari sumber cahaya ke kondensor.
·         Meja benda, tempat meletakkan preparat.
·         Badan mikroskop, tabung penghubung antara lensa okuler dan lensa obyektif.
·         Makrometer, untuk menaikkan dan menurunkan badan mikroskop secara cepat.
·         Mikrometer, untuk menaikkan dan menurunkan badan mikroskop secara lambat.
·         Lengan mikroskop, untuk mengangkat mikroskop.
·         Pemutar kondensor, untuk menaikkan dan menurunkan kondensor agar diperoleh cahaya yang optimal.
·         Kaca benda, untuk meletakkan objek amatan.
·         Kaca penutup (cover glass), untuk menutup objek pada kaca benda.
Berikut langkah-langkah mengamati benda dengan menggunakan mikroskop
a.    Letakkan mikroskop di atas meja pengamat. Pasang lensa okuler dengan pembesaran lemah, misalnya pembesaran 5x.
b.    Putar makrometer ke arah belakang agar badan mikroskop terangkat.
c.    Geser pemutar lensa agar lensa obyektif dengan pemesaran lemah berada pada kedudukan segaris dengan arah datangnya cahaya.
d.    Naikkan kondensor setinggi mungkin. Bukalah diafragma selebar mungkin agar cahaya yang masuk ke kondensor cukup.
e.    Putar cermin kea rah sumber cahaya. Jangan gunakan sumber cahaya matahari langsung. Lihat melalui lensa okuler dan putar cermin sehingga diperoleh medan pandang yang terang.
f.     Letakkan kaca benda di atas lubang meja mikroskop sedemikian sehingga preparat dilalui cahaya dari kondensor.
g.    Putar makrometer kea rah depan sehingga lensa objektif tepat berada di atas preparat.
h.    Amati preparat dengan mendekatkan salah satu mata melalui lubang lensa okuler. Dengan mata tetap pada posisi, putarlah makrometer hingga diperoleh bayangan yang jelas.

C.   Tujuan Praktikum
  1. Mempelajari alat – alat yang biasa dipergunakan pada laboratorium biologi umum.
  2. Mampu menggunakan mikroskop dengan benar.

D.   Bahan dan Alat
  1. Mikroskop
  2. Kaca Benda
  3. Kaca Penutup
  4. Silet
  5. Pinset
  6. Pipet
  7. Petridis

E.    Prosedur Kerja
            Amati dan gambar mikroskop berikut alat laboratorium yang ada pada lembar hasil pengamatan yang tersedia pada buku panduan praktikum biologi umum.

 F.   Kesimpulan
Mikroskop dapat memudahkan kita untuk melakukan penelitian terhadap objek-objek yang tidak bisa dilihat oleh mata kita secara langsung. Dan sebelum kita menggunakan mikroskop, kita harus mengetahui bagian-bagian yang terdapat dalam mikroskop tersebut, serta fungsi dari setiap bagian-bagian tersebut sehingga kita mudah menggunakannya.
 


ACARA II
STRUKTUR SEL TUMBUHAN

A.   Pendahuluan
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latincellula yang berarti rongga / ruangan
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

B.   Tinjauan Pustaka
            Pada organisme hidup, atom-atom berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul ini tersusun ke dalam system interaksi yang kompleks, kemudian membentuk sebuah sel. Dengan kata lain, molekul-molekul organik  tersebut bergabung membentuk organel-organel sel, kemudian berbagai organel tersebut saling berinteraksi membentuk satu kesatuan terkecil dari makluk hidup/organisme yang disebut sel.

C.   Tujuan Praktikum
  1. Mengenal struktur sel tumbuhan.
  2. Mampu mengamati sel epidermis bawang merah.

D.   Bahan dan Alat
  1. Mikroskop
  2. Kaca Benda
  3. Kaca Penutup
  4. Silet
  5. Baskom
  6. Pipet
  7. Bawang Merah
  8. Metylen Blue
  9. Air

E.    Prosedur Kerja
a.    Kupas epidermis (kulit ari) bawang merah dengan menggunaan silet hingga diperoleh kupasan yang tipis dan transparan.
b.    Letakkan hasil kupasan (a) pada permukaan kaca benda yang telah ditetesi dengan air.
c.    Tetesi permukaan (b) dengan air agar tidak kering dan segera tutup dengan kaca penutup.
d.    Amati preparat dengan microskop cahaya dari pembesaran lemah. Setelah ditemukan bayangan gambar, perjelas lagi dengan menggunakan perbesaran selanjutnya.
e.    Gambar bayangan sel bawang merah tersebut pada lembar hasil pengamatan yang tersedia.

 F.   Kesimpulan
·         Pada Sel Tumbuhan, membran sel dilindungi oleh dinding sel yang tebal dan kuat dari bahan Selulosa
·         Didalam Sitoplasma sel tumbuhan ditemukan Kloroplas
·         Bentuk – bentuk sel tumbuhan bermacam – macam. Salah satu contohnya Sel tumbuhan yang berbentuk Persegi Panjang, Misalnya Pada sel epidermis  umbi lapis bawang merah.

ACARA III
MORFOLOGI SERANGGA

A.   Pendahuluan
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut pula Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi.
Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).

B.   Tinjauan Pustaka
            Serangga adalah hewan yang bersifat cosmopolitan yang dapat ditemukan hamper di setiap tempat baik di rumah, di kebun, di taman, di kampus dan lain sebagainya. Dari sekian banyak spesies hewan yang ada di permukaan bumi, ternyata sekitar 75% adalah spesies serangga. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari filum arthropoda. Selain itu, dalam budidaya pertanian serangga juga merupakan golongan paling besar dari hama yang menyerang tanaman sehingga merugikan pelaku budidaya pertanian secara ekonomis. Namun demikian tidak sedikit serangga yang memiliki peran menguntungkan bagi kehidupan manusia.
            Dalam pengamatan kita secara visual, penampilan umum serangga yang satu dengan yang lain memiliki kesamaan, akan tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam bentuknya. Oleh karena itu, mempelajari bentuk atau morfologi serangga perlu dilakukan mulai dari tahap morfologi serangga secara umum.
            Dalam mempelajari morfologi serangga, perlu diketahui beberapa istilah berikut yang sering digunakan untuk menunjukkan arah atau bagian tertentu dari serangga, yaitu:
1.    Anterior           :  berhubungan / mengarah pada bagian depan atau kepala
                                 serangga.
2.    Posterior          :  berhubungan / mengarah pada bagian belakang atau ujung
                                 dari abdomen serangga.
3.    Dorsal              :  berhubungan / mengarah pada bagian atas tubuh atau
                                 bagian punggung dari serangga.
4.    Ventral             :  berhubungan / mengarah pada bagian bawah tubuh atau
                                 bagian dada serangga
5.    Lateral             :  berhubungan / mengarah pada bagian sisi tubuh dari
                                 serangga.
6.    Mesal              :  berhubungan / mengarah pada bagian tengah dari serangga.


Secara umum karakteristik morfologi serangga antara lain:
1.    Tubuh dibedakan atas 3 daerah yang jelas (tagmata) yaitu caput (kepala), thorax dan abdomen.
2.    Antena 1 pasang pada caput.
3.    Kaki / tungkai 3 pasang pada thorax.
4.    Ada yang bersayap (Pterygota) biasanya 2 pasang, dan ada yang tidak bersayap (Apterygota).

C.   Tujuan Praktikum
  1. Untuk mengetahui bagian – bagian tubuh serangga secara umum.

D.   Alat dan Bahan
  1. Belalang dewasa ( Ordo : Orthoptera )
  2. Alkohol / formalin
  3. Kertas gambar
  4. Pensil
  5. Kaca pembesar

E.    Prosedur Kerja
  1. Gambarkan dari arah lateral tubuh belalang ( secara utuh ), tunjukkan bagian tubuh seperti : Caput, Thorax dan Abdomen pada lembar hasil pengamatan yang ada pada buku panduan praktikum biologi umum.
  2. Gambar secara terpisah:
a.    Kepala/Caput tunjukkan letak antenna, mata fecet, ocelli, front, clypeus, gena, occiput, alat mulut, labrum, labium, mandibula dan maxilla.
b.    Thorax, tunjukkan : protorax, mesothorax dan metathorax.
c.    Abdomen : tunjukkan ruas abdomen, letak tympanum ( kalau ada ) dan spiraculum.
d.    Tungkai : coax, femur, tibia, trochanter, tarsus.
e.    Gambarkan dari arah dorsal, sayap yang dikembangkan, tusuk dengan jarum pentul. Tunjukkan costa, subcosta, radius, media, cubitus dan anal.

 F.   Kesimpulan

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen).

Secara umum karakteristik morfologi serangga antara lain:
1.    Tubuh dibedakan atas 3 daerah yang jelas (tagmata) yaitu caput (kepala), thorax dan abdomen.
2.    Antena 1 pasang pada caput.
3.    Kaki / tungkai 3 pasang pada thorax.
4.    Ada yang bersayap (Pterygota) biasanya 2 pasang, dan ada yang tidak bersayap (Apterygota).


ACARA IV
SIMULASI PERBANDINGAN GENETIS

A.   Pendahuluan

B.   Tinjauan Pustaka
Mendel membuat anggapan bahwa ciri biji bulat disebabkan oleh suatu unsur dominan yang diberi lambang huruf besar. Ciri keriput dianggapnya disebabkan oleh suatu unsur yang resesif yang di beri lambang huruf kecil. Unsur-unsur genetik semacam ini disebut gen (yunani : genos = jenis). Mendel menyimpulkan bahwa tiap tumbuhan memiliki satu pasang gen untuk tiap ciri karena tumbuhan dari generasi F2 yang menonjolkan ciri dominan waktu dijadikan tetuan dalam persilangan menghasilkan zuriat (turunan) yang sebagian kecil memperlikatkan cara resesif. Mendel berasumsi bahwa tumbuhan tetua hanya dapat memiliki gen dominant, oleh karena itu, setiap tumbuhan F1 yang menghasilkan turunan dengan cirri resesif harus memiliki satu gen dominant dan satu gen resesif.
 Mendel menyimpulkan bahwa :
a.    Pewarisan ciri ditentukan oleh gen – gen.
b.    Dalam zigot dan individu -  individu yang berkembang, gen – gen yang mengendalikan suatu ciri tertentu secara berpasangan (mungkin terdiri dari 2 gen yang sama/berbeda)
c.    Dalam gamet hanya terdapat satu gen dari setiap pasangan gen. pada saat pembuahan gamet-gamet berpadu secara acak, sehingga menghasilkan perbandingann timbulnya ciri dalam zuriat yang dapat diramalkan.
d.    Prinsip dominasi : jika gen – gen yang dihasilkan /dikendalikan berlainan, pengaruh suatu gen ada yang terlihat (dominan) dan ada yang tersembunyi (resesif)
e.    Prinsip pemisahan (segregasi) : Gen – gen yang mengendalikan suatu ciri  tertentu, memisah sewaktu terjadi pembentukan gamet.
f.       Prinsip penggolongan bebas : kalau 2 pasang alela dipelajari dalam satu persilangan yang sama, maka ciri – ciri  yang dikendalikan oleh alela ini mem bentuk golongan – golongan secara kimia bebas terhadap sesamanya.  


C.   Tujuan Praktikum
  1. Mengenal kemungkinan adanya pertemuan gen – gen secara acak.
  2. Melihat perbandingan genetik yang terjadi pada perkawinan monohybrid dan dihibrid.
  3. Mengenal adanya sifat – sifat dominasi penuh dan tidak penuh.

D.   Alat dan Bahan
  1. Kancing baju warna merah, putih, merah-biru, merah-abu-abu, putih-biru, putih-abu-abu
  2. Kantong

E.    Prosedur Kerja
a.    Simulasi Monohibrid Dominasi Penuh dan Dominasi Tidak Penuh
1.    Setiap praktikan memperoleh 2 (dua) buah kantong yang masing – masing berisi 6 (enam) buah kancing baju berwarna merah dan 6 (enam) buah kancing baju berwarna putih.
2.    Tentukan P1 dan P2.
3.    Tentukan P2 dengan gamet – gamet yang terbentuk.
4.    Carilah F2 dengan jalan :
    • Ambil sebutir kancing dari masing-masing kantong dengan tangan kiri dan tangan kanan tanpa meihat ke dalam kantong.
    • Setelah mencatat hasilnya, kembalikan kancing tersebut ke dalam kantong semula.
    • Ulangi pengambilan tersebut sebanyak 16 (enam belas) kali dengan mengacak kantong terlebih dahulu.
    • Tentukan perbandingan genotif dan fenotifnya pada lembar hasil pengamatan yang tersedia pada buku panduan praktikum biologi dasar.

b.    Simulasi Dihibrid Dominasi Penuh
1.    Setiap praktikan memperoleh 2 (dua) buah kantong yang masing-masing berisi 16 (enam belas) buah kancing baju berwarna : 4 (empat) merah-biru, 4 (empat) merah-abu-abu, 4 (empat) putih-biru, dan 4 (empat buah kancing baju berwarna putih-abu-abu.
2.    Tentukan P1 dan P2
3.    Tentukan P2 dengan gamet-gamet yang terbentuk
4.    Carilah F2 dengan jalan :
    • Ambil sebutir kancing dari masing-masing kantong dengan tangan kiri dan tangan kanan tanpa meihat ke dalam kantong.
    • Setelah mencatat hasilnya, kembalikan kancing tersebut ke dalam kantong semula.
    • Ulangi pengambilan tersebut sebanyak 32 (tiga puluh dua) kali dengan mengacak kantong terlebih dahulu.
    • Tentukan perbandingan genotif dan fenotifnya pada lembar hasil pengamatan yang tersedia pada buku panduan praktikum biologi dasar.

Keterangan :
Merah (M) = warna bunga merah (dominan)
Putih (m) = warna bunga putih (resesif)
Biru (B) = bentuk buah bulat (dominan)
Abu-abu (b) = bentuk buah keriput (resesif)

Misal :
MmBb = bunga warna merah, bentuk buah bulat
mmBb = bunga warna putih, bentuk buah bulat

F.    HASIL PENGAMATAN

PERKAWINAN MONOHIBRID
1.    Dominasi Penuh
P =              MM     X     mm
                  (merah) D   (putih)
Gamet           M               m
F1 = Mm
P  = Mm   x   Mm
F2 = MM  =  merah (D)
        Mm  =  merah
        mm  =  putih
PERCOBAAN
GENOTIF
FENOTIF
1
Mm
Merah
2
mm
Putih
3
Mm
Merah
4
Mm
Merah
5
Mm
Merah
6
Mm
Merah
7
mm
Putih
8
Mm
Merah
9
mm
Putih
10
MM
Merah (D)
11
MM
Merah (D)
12
MM
Merah (D)
13
mm
Putih
14
Mm
Merah
15
Mm
Merah
16
Mm
Merah
Keterangan :
MM = 3
Mm = 9
mm = 4

Perbandingan =  3  :  9  :  4
2.    Dominasi Tidak Penuh
P =              MM     X     mm
                  (merah) D   (putih)
Gamet           M               m
F1 = Mm
P  = Mm   x   Mm
F2 = MM  =  merah (D)
        Mm  =  merah
        mm  =  putih

PERCOBAAN
GENOTIF
FENOTIF
1
MM
Merah (D)
2
Mm
Merah Muda
3
mm
Putih
4
Mm
Merah Muda
5
MM
Merah (D)
6
mm
Putih
7
Mm
Merah Muda
8
MM
Merah (D)
9
Mm
Merah Muda
10
mm
Putih
11
Mm
Merah Muda
12
mm
Putih
13
Mm
Merah Muda
14
Mm
Merah Muda
15
Mm
Merah Muda
16
MM
Merah (D)

Keterangan :
MM = 4
Mm = 8
mm = 4

Perbandingan =  1  :  2  :  1

PERKAWINAN DIHIBRID

P          =  MMBB       mmbb
G         =    MB             mb
F1        =  MmBb
P          =  MmBb         MmBb
Gamet       MB                          MB
                  Mb               Mb
                  mB                          mB
                  mb               mb

PERCOBAAN
GENOTIF
FENOTIF
1
MmBb
Merah, bulat
2
mmBb
Putih, bulat
3
MmBb
Merah, bulat
4
MMBB
Merah, bulat
5
Mmbb
Merah, kisut
6
MMBB
Merah, bulat
7
MmBB
Merah, bulat
8
mmBB
Putih, bulat
9
MMBB
Merah, bulat
10
MMbb
Merah, kisut
11
MmBb
Merah, bulat
12
MMBB
Merah, bulat
13
MmBB
Merah, bulat
14
mmBB
Putih, bulat
15
MMBB
Merah, bulat
16
mmBb
Putih, bulat
17
MMBb
Merah, bulat
18
MMBb
Merah, bulat
19
MmBb
Merah, bulat
20
MMbb
Merah, kisut
21
Mmbb
Merah, kisut
22
MmBb
Merah, bulat
23
MmBb
Merah, bulat
24
MMBB
Merah, bulat
25
mmBB
Putih, bulat
26
Mmbb
Merah, kisut
27
Mmbb
Merah, kisut
28
MmBb
Merah, bulat
29
mmbb
Putih, kisut
30
Mmbb
Merah, kisut
31
MMBb
Merah, bulat
32
MmBb
Merah, bulat


Keterangan :
MMBB, MMBb, MmBB          = 19 ( merah bulat )
mmBb                                     =  5 ( putih bulat )
Mmbb                                      =  8 (merah kisut )

Perbandingan Fenotif  =  19  :  5  :  8











Tidak ada komentar:

Posting Komentar