ACARA I
PENGENALAN MIKROSKOP
A. Pendahuluan
Mikroskop (bahasa Yunani:
micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk melihat obyek yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari
benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti
sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama
diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari
satu atau lebih lensa
yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di
bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi
dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri
dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan
dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan
pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk
mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk
mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya
memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan
kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi dua
bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan
mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC,
dan konfokal).
B. Tinjauan Pustaka
Para
ahli biologi telah mempelajari tingkat-tingkat organisasi sel selama
berabad-abad. Dalam abad ini dimana alat dan teknik sudah canggih, para
biologiwan dapat menyingkap lebih jauh ke dalam kerumitan benda-benda hidup.
Mikroskop electron salah satunya, yang dapat menyingkap derajat struktur sub
seluler (organel) serta organisasinya. Mikroskop cahaya dapat memperbesar
benda/objek hingga 2000 kali, sedangkan mikroskop electron dapat memperbesar
benda/objek hingga 500.000 kali.
Dengan alat dan teknik kimia pun,
struktur sub seluler (organel) ini dapat dipisahkan lagi menjadi makro molekul,
molekul yang lebih sederhana, bahkan hingga atom-atom (proton, neutron, dan
electron) yang membangunnya.
Mikroskop yang ada di laboratorium
Biologi adalah cahaya, yang pada sekitar tahun 1600an ditemukan oleh Antony Van
Leuwenhoek. Dengan menggunakan mikroskop, para ahli dapat mengamati berbagai
jenis mikroorganisme yang sangat mustahil dapat dilihat dengan mata biasa.
Pada mikroskop cahaya, terdapat
bagian-bagian mikroskop seperti :
·
Pemutar lensa : pada lempeng
pemutar ini terdapat lensa obyektif. Lensa ini dapat diputar agar lensa
obyektif berada pada kedudukan yang sesuai.
·
Lensa obyektif, lensa yang
dekat dengan obyek untuk memperbesar bayangan benda atau sediaan (preparat).
·
Lensa okuler, lensa yang
dekat dengan mata untuk melihat preparat.
·
Penjepit, untuk menjepit
kaca benda (object glass) agar tidak bergeser.
·
Diafragma, untuk mengatur
banyaknya cahaya yang menuju kondensor.
·
Cermin, untuk memantulkan
cahaya dari sumber cahaya ke kondensor.
·
Meja benda, tempat
meletakkan preparat.
·
Badan mikroskop, tabung
penghubung antara lensa okuler dan lensa obyektif.
·
Makrometer, untuk menaikkan
dan menurunkan badan mikroskop secara cepat.
·
Mikrometer, untuk menaikkan
dan menurunkan badan mikroskop secara lambat.
·
Lengan mikroskop, untuk
mengangkat mikroskop.
·
Pemutar kondensor, untuk
menaikkan dan menurunkan kondensor agar diperoleh cahaya yang optimal.
·
Kaca benda, untuk meletakkan
objek amatan.
·
Kaca penutup (cover glass),
untuk menutup objek pada kaca benda.
Berikut langkah-langkah mengamati benda dengan
menggunakan mikroskop
a. Letakkan
mikroskop di atas meja pengamat. Pasang lensa okuler dengan pembesaran lemah,
misalnya pembesaran 5x.
b. Putar
makrometer ke arah belakang agar badan mikroskop terangkat.
c. Geser
pemutar lensa agar lensa obyektif dengan pemesaran lemah berada pada kedudukan
segaris dengan arah datangnya cahaya.
d. Naikkan
kondensor setinggi mungkin. Bukalah diafragma selebar mungkin agar cahaya yang
masuk ke kondensor cukup.
e. Putar
cermin kea rah sumber cahaya. Jangan gunakan sumber cahaya matahari langsung.
Lihat melalui lensa okuler dan putar cermin sehingga diperoleh medan pandang yang terang.
f. Letakkan
kaca benda di atas lubang meja mikroskop sedemikian sehingga preparat dilalui
cahaya dari kondensor.
g. Putar
makrometer kea rah depan sehingga lensa objektif tepat berada di atas preparat.
h. Amati
preparat dengan mendekatkan salah satu mata melalui lubang lensa okuler. Dengan
mata tetap pada posisi, putarlah makrometer hingga diperoleh bayangan yang
jelas.
C. Tujuan Praktikum
- Mempelajari alat – alat yang biasa dipergunakan pada laboratorium biologi umum.
- Mampu menggunakan mikroskop dengan benar.
D. Bahan dan Alat
- Mikroskop
- Kaca Benda
- Kaca Penutup
- Silet
- Pinset
- Pipet
- Petridis
E. Prosedur Kerja
Amati dan gambar mikroskop berikut
alat laboratorium yang ada pada lembar hasil pengamatan yang tersedia pada buku
panduan praktikum biologi umum.
F.
Kesimpulan
Mikroskop dapat memudahkan kita untuk melakukan
penelitian terhadap objek-objek yang tidak bisa dilihat oleh mata kita secara
langsung. Dan sebelum kita menggunakan mikroskop, kita harus mengetahui
bagian-bagian yang terdapat dalam mikroskop tersebut, serta fungsi dari setiap
bagian-bagian tersebut sehingga kita mudah menggunakannya.
ACARA II
STRUKTUR SEL TUMBUHAN
A. Pendahuluan
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang
ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop
yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa
Latincellula yang berarti rongga / ruangan
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di
dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal
(uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa)
atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi
pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan
hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi
yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan
sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan
sel-sel eukariota
beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.
B. Tinjauan Pustaka
Pada organisme hidup, atom-atom
berikatan membentuk molekul. Molekul-molekul ini tersusun ke dalam system
interaksi yang kompleks, kemudian membentuk sebuah sel. Dengan kata lain,
molekul-molekul organik tersebut bergabung
membentuk organel-organel sel, kemudian berbagai organel tersebut saling
berinteraksi membentuk satu kesatuan terkecil dari makluk hidup/organisme yang
disebut sel.
C. Tujuan Praktikum
- Mengenal struktur sel tumbuhan.
- Mampu mengamati sel epidermis bawang merah.
D. Bahan dan Alat
- Mikroskop
- Kaca Benda
- Kaca Penutup
- Silet
- Baskom
- Pipet
- Bawang Merah
- Metylen Blue
- Air
E. Prosedur Kerja
a. Kupas
epidermis (kulit ari) bawang merah dengan menggunaan silet hingga diperoleh
kupasan yang tipis dan transparan.
b. Letakkan
hasil kupasan (a) pada permukaan kaca benda yang telah ditetesi dengan air.
c. Tetesi
permukaan (b) dengan air agar tidak kering dan segera tutup dengan kaca
penutup.
d. Amati
preparat dengan microskop cahaya dari pembesaran lemah. Setelah ditemukan
bayangan gambar, perjelas lagi dengan menggunakan perbesaran selanjutnya.
e. Gambar
bayangan sel bawang merah tersebut pada lembar hasil pengamatan yang tersedia.
F. Kesimpulan
·
Pada Sel Tumbuhan, membran
sel dilindungi oleh dinding sel yang tebal dan kuat dari bahan Selulosa
·
Didalam Sitoplasma sel
tumbuhan ditemukan Kloroplas
·
Bentuk – bentuk sel tumbuhan
bermacam – macam. Salah satu contohnya Sel tumbuhan yang berbentuk Persegi
Panjang, Misalnya Pada sel epidermis
umbi lapis bawang merah.
ACARA III
MORFOLOGI SERANGGA
A. Pendahuluan
Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama
dari hewan beruas (Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut
pula Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Kajian mengenai
peri kehidupan serangga disebut entomologi.
Lebih dari 800.000 spesies
insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang
(Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera),
120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang
(Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera).
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan
lunak beruas mirip cacing.
Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput),
dada (thorax), dan perut (abdomen).
B. Tinjauan Pustaka
Serangga adalah hewan yang bersifat
cosmopolitan yang dapat ditemukan hamper di setiap tempat baik di rumah, di
kebun, di taman, di kampus dan lain sebagainya. Dari sekian banyak spesies
hewan yang ada di permukaan bumi, ternyata sekitar 75% adalah spesies serangga.
Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari filum arthropoda. Selain itu,
dalam budidaya pertanian serangga juga merupakan golongan paling besar dari hama yang menyerang
tanaman sehingga merugikan pelaku budidaya pertanian secara ekonomis. Namun
demikian tidak sedikit serangga yang memiliki peran menguntungkan bagi
kehidupan manusia.
Dalam pengamatan kita secara visual,
penampilan umum serangga yang satu dengan yang lain memiliki kesamaan, akan
tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat besar dalam bentuknya. Oleh
karena itu, mempelajari bentuk atau morfologi serangga perlu dilakukan mulai
dari tahap morfologi serangga secara umum.
Dalam mempelajari morfologi
serangga, perlu diketahui beberapa istilah berikut yang sering digunakan untuk
menunjukkan arah atau bagian tertentu dari serangga, yaitu:
1. Anterior :
berhubungan / mengarah pada bagian depan atau kepala
serangga.
2. Posterior :
berhubungan / mengarah pada bagian belakang atau ujung
dari abdomen serangga.
3. Dorsal :
berhubungan / mengarah pada bagian atas tubuh atau
bagian punggung dari serangga.
4. Ventral :
berhubungan / mengarah pada bagian bawah tubuh atau
bagian dada serangga
5. Lateral :
berhubungan / mengarah pada bagian sisi tubuh dari
serangga.
6. Mesal :
berhubungan / mengarah pada bagian tengah dari serangga.
Secara
umum karakteristik morfologi serangga antara lain:
1. Tubuh
dibedakan atas 3 daerah yang jelas (tagmata) yaitu caput (kepala), thorax dan
abdomen.
2. Antena
1 pasang pada caput.
3. Kaki
/ tungkai 3 pasang pada thorax.
4. Ada
yang bersayap (Pterygota) biasanya 2 pasang, dan ada yang tidak bersayap
(Apterygota).
C. Tujuan Praktikum
- Untuk mengetahui bagian – bagian tubuh serangga secara umum.
D. Alat dan Bahan
- Belalang dewasa ( Ordo : Orthoptera )
- Alkohol / formalin
- Kertas gambar
- Pensil
- Kaca pembesar
E. Prosedur Kerja
- Gambarkan dari arah lateral tubuh belalang ( secara utuh ), tunjukkan bagian tubuh seperti : Caput, Thorax dan Abdomen pada lembar hasil pengamatan yang ada pada buku panduan praktikum biologi umum.
- Gambar secara terpisah:
a. Kepala/Caput
tunjukkan letak antenna, mata fecet, ocelli, front, clypeus, gena, occiput,
alat mulut, labrum, labium, mandibula dan maxilla.
b. Thorax,
tunjukkan : protorax, mesothorax dan metathorax.
c. Abdomen
: tunjukkan ruas abdomen, letak tympanum ( kalau ada ) dan spiraculum.
d. Tungkai
: coax, femur, tibia, trochanter, tarsus.
e. Gambarkan
dari arah dorsal, sayap yang dikembangkan, tusuk dengan jarum pentul. Tunjukkan
costa, subcosta, radius, media, cubitus dan anal.
F. Kesimpulan
Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga
bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan
lunak beruas mirip cacing.
Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput),
dada (thorax), dan perut (abdomen).
Secara
umum karakteristik morfologi serangga antara lain:
1. Tubuh
dibedakan atas 3 daerah yang jelas (tagmata) yaitu caput (kepala), thorax dan
abdomen.
2. Antena
1 pasang pada caput.
3. Kaki
/ tungkai 3 pasang pada thorax.
4. Ada
yang bersayap (Pterygota) biasanya 2 pasang, dan ada yang tidak bersayap
(Apterygota).
ACARA
IV
SIMULASI
PERBANDINGAN GENETIS
A. Pendahuluan
B. Tinjauan Pustaka
Mendel membuat anggapan bahwa ciri biji bulat disebabkan
oleh suatu unsur dominan yang diberi lambang huruf besar. Ciri keriput
dianggapnya disebabkan oleh suatu unsur yang resesif yang di beri lambang huruf
kecil. Unsur-unsur genetik semacam ini disebut gen (yunani : genos = jenis).
Mendel menyimpulkan bahwa tiap tumbuhan memiliki satu pasang gen untuk tiap
ciri karena tumbuhan dari generasi F2 yang menonjolkan ciri dominan waktu
dijadikan tetuan dalam persilangan menghasilkan zuriat (turunan) yang sebagian
kecil memperlikatkan cara resesif. Mendel berasumsi bahwa tumbuhan tetua hanya
dapat memiliki gen dominant, oleh karena itu, setiap tumbuhan F1 yang
menghasilkan turunan dengan cirri resesif harus memiliki satu gen dominant dan
satu gen resesif.
Mendel
menyimpulkan bahwa :
a. Pewarisan
ciri ditentukan oleh gen – gen.
b. Dalam
zigot dan individu - individu yang
berkembang, gen – gen yang mengendalikan suatu ciri tertentu secara berpasangan
(mungkin terdiri dari 2 gen yang sama/berbeda)
c. Dalam
gamet hanya terdapat satu gen dari setiap pasangan gen. pada saat pembuahan
gamet-gamet berpadu secara acak, sehingga menghasilkan perbandingann timbulnya
ciri dalam zuriat yang dapat diramalkan.
d. Prinsip
dominasi : jika gen – gen yang dihasilkan /dikendalikan berlainan, pengaruh
suatu gen ada yang terlihat (dominan) dan ada yang tersembunyi (resesif)
e. Prinsip
pemisahan (segregasi) : Gen – gen yang mengendalikan suatu ciri tertentu, memisah sewaktu terjadi pembentukan
gamet.
f.
Prinsip penggolongan bebas :
kalau 2 pasang alela dipelajari dalam satu persilangan yang sama, maka ciri –
ciri yang dikendalikan oleh alela ini
mem bentuk golongan – golongan secara kimia bebas terhadap sesamanya.
C. Tujuan Praktikum
- Mengenal kemungkinan adanya pertemuan gen – gen secara acak.
- Melihat perbandingan genetik yang terjadi pada perkawinan monohybrid dan dihibrid.
- Mengenal adanya sifat – sifat dominasi penuh dan tidak penuh.
D. Alat dan Bahan
- Kancing baju warna merah, putih, merah-biru, merah-abu-abu, putih-biru, putih-abu-abu
- Kantong
E. Prosedur Kerja
a.
Simulasi
Monohibrid Dominasi Penuh dan Dominasi Tidak Penuh
1. Setiap
praktikan memperoleh 2 (dua) buah kantong yang masing – masing berisi 6 (enam)
buah kancing baju berwarna merah dan 6 (enam) buah kancing baju berwarna putih.
2. Tentukan
P1 dan P2.
3. Tentukan
P2 dengan gamet – gamet yang terbentuk.
4. Carilah
F2 dengan jalan :
- Ambil sebutir kancing dari masing-masing kantong dengan tangan kiri dan tangan kanan tanpa meihat ke dalam kantong.
- Setelah mencatat hasilnya, kembalikan kancing tersebut ke dalam kantong semula.
- Ulangi pengambilan tersebut sebanyak 16 (enam belas) kali dengan mengacak kantong terlebih dahulu.
- Tentukan perbandingan genotif dan fenotifnya pada lembar hasil pengamatan yang tersedia pada buku panduan praktikum biologi dasar.
b. Simulasi Dihibrid Dominasi
Penuh
1. Setiap
praktikan memperoleh 2 (dua) buah kantong yang masing-masing berisi 16 (enam
belas) buah kancing baju berwarna : 4 (empat) merah-biru, 4 (empat)
merah-abu-abu, 4 (empat) putih-biru, dan 4 (empat buah kancing baju berwarna
putih-abu-abu.
2. Tentukan
P1 dan P2
3. Tentukan
P2 dengan gamet-gamet yang terbentuk
4. Carilah
F2 dengan jalan :
- Ambil sebutir kancing dari masing-masing kantong dengan tangan kiri dan tangan kanan tanpa meihat ke dalam kantong.
- Setelah mencatat hasilnya, kembalikan kancing tersebut ke dalam kantong semula.
- Ulangi pengambilan tersebut sebanyak 32 (tiga puluh dua) kali dengan mengacak kantong terlebih dahulu.
- Tentukan perbandingan genotif dan fenotifnya pada lembar hasil pengamatan yang tersedia pada buku panduan praktikum biologi dasar.
Keterangan :
Merah (M) = warna
bunga merah (dominan)
Putih (m) = warna
bunga putih (resesif)
Biru (B) = bentuk
buah bulat (dominan)
Abu-abu (b) = bentuk
buah keriput (resesif)
Misal :
MmBb = bunga warna
merah, bentuk buah bulat
mmBb = bunga warna
putih, bentuk buah bulat
F. HASIL PENGAMATAN
PERKAWINAN MONOHIBRID
1. Dominasi
Penuh
P = MM X mm
(merah)
D (putih)
Gamet
M m
F1
= Mm
P = Mm
x Mm
F2
= MM =
merah (D)
Mm
= merah
mm = putih
PERCOBAAN
|
GENOTIF
|
FENOTIF
|
1
|
Mm
|
Merah
|
2
|
mm
|
Putih
|
3
|
Mm
|
Merah
|
4
|
Mm
|
Merah
|
5
|
Mm
|
Merah
|
6
|
Mm
|
Merah
|
7
|
mm
|
Putih
|
8
|
Mm
|
Merah
|
9
|
mm
|
Putih
|
10
|
MM
|
Merah (D)
|
11
|
MM
|
Merah (D)
|
12
|
MM
|
Merah (D)
|
13
|
mm
|
Putih
|
14
|
Mm
|
Merah
|
15
|
Mm
|
Merah
|
16
|
Mm
|
Merah
|
Keterangan
:
MM
= 3
Mm
= 9
mm
= 4
Perbandingan
= 3
: 9 : 4
2. Dominasi
Tidak Penuh
P = MM
X mm
(merah)
D (putih)
Gamet
M m
F1
= Mm
P = Mm
x Mm
F2
= MM =
merah (D)
Mm
= merah
mm = putih
PERCOBAAN
|
GENOTIF
|
FENOTIF
|
1
|
MM
|
Merah
(D)
|
2
|
Mm
|
Merah
Muda
|
3
|
mm
|
Putih
|
4
|
Mm
|
Merah
Muda
|
5
|
MM
|
Merah
(D)
|
6
|
mm
|
Putih
|
7
|
Mm
|
Merah
Muda
|
8
|
MM
|
Merah
(D)
|
9
|
Mm
|
Merah
Muda
|
10
|
mm
|
Putih
|
11
|
Mm
|
Merah Muda
|
12
|
mm
|
Putih
|
13
|
Mm
|
Merah Muda
|
14
|
Mm
|
Merah Muda
|
15
|
Mm
|
Merah Muda
|
16
|
MM
|
Merah (D)
|
Keterangan
:
MM
= 4
Mm
= 8
mm
= 4
Perbandingan
= 1
: 2 : 1
PERKAWINAN DIHIBRID
P =
MMBB mmbb
G =
MB mb
F1 =
MmBb
P = MmBb MmBb
Gamet MB MB
Mb
Mb
mB mB
mb mb
PERCOBAAN
|
GENOTIF
|
FENOTIF
|
1
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
2
|
mmBb
|
Putih,
bulat
|
3
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
4
|
MMBB
|
Merah,
bulat
|
5
|
Mmbb
|
Merah,
kisut
|
6
|
MMBB
|
Merah,
bulat
|
7
|
MmBB
|
Merah,
bulat
|
8
|
mmBB
|
Putih,
bulat
|
9
|
MMBB
|
Merah,
bulat
|
10
|
MMbb
|
Merah,
kisut
|
11
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
12
|
MMBB
|
Merah,
bulat
|
13
|
MmBB
|
Merah,
bulat
|
14
|
mmBB
|
Putih,
bulat
|
15
|
MMBB
|
Merah,
bulat
|
16
|
mmBb
|
Putih,
bulat
|
17
|
MMBb
|
Merah,
bulat
|
18
|
MMBb
|
Merah,
bulat
|
19
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
20
|
MMbb
|
Merah,
kisut
|
21
|
Mmbb
|
Merah,
kisut
|
22
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
23
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
24
|
MMBB
|
Merah,
bulat
|
25
|
mmBB
|
Putih,
bulat
|
26
|
Mmbb
|
Merah,
kisut
|
27
|
Mmbb
|
Merah,
kisut
|
28
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
29
|
mmbb
|
Putih,
kisut
|
30
|
Mmbb
|
Merah,
kisut
|
31
|
MMBb
|
Merah,
bulat
|
32
|
MmBb
|
Merah,
bulat
|
Keterangan
:
MMBB,
MMBb, MmBB = 19 ( merah bulat )
mmBb = 5 ( putih bulat )
Mmbb = 8 (merah kisut )
Perbandingan
Fenotif = 19
: 5 : 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar