Kumpulan Gudangnya ILMU

Sabtu, 07 Juli 2012

Bahaya sate,udang mie instan


Bahaya sate,udang   mie instan


 1.PENGGEMAR SATE

 KALAU ANDA MAKAN SATE, JANGAN LUPA MAKAN TIMUN
 SETELAHNYA, KARENA..  KETIKA  KITA MAKAN SATE SEBETULNYA IKUT JUGA KARBON DARI  HASIL PEMBAKARAN ARANG YANG  DAPAT MENYEBABKAN KANKER. UNTUK ITU KITA PUNYA  OBATNYA YAITU TIMUN  YANG  DISARANKAN UNTUK DIMAKAN SETELAH MAKAN SATE, KARENA  SATE MEPUNYAI ZAT  KARSINOGEN PENYEBAB KANKER) TETAPI TIMUN TERNYATA
 PUNYA ANTI  KARSINOGENIK.  JADI JANGAN LUPA MAKAN TIMUN SETELAH MAKAN SATE...

 2.UDANG DAN VITAMIN C

 JANGAN MAKAN UDANG SETELAH ANDA MAKAN  VITAMINC....!!! KARENA INI AKAN   MENYEBABKAN KEMATIAN DARI RACUN ARSENIK (As) YANG  MANA INI MERUPAKAN  PROSES  REAKSI DARI UDANG DAN VITAMIN C DI DALAM TUBUH DAN  BERAKIBAT  KERACUNAN  YANG   FATAL DALAM HITUNGAN JAM...!!!

 3.MIE INSTAN   !

 PARA PENGGEMAR MI INSTAN, PASTIKAN ANDA PUNYA SELANG  WAKTU PALING  TIDAK 3  (TIGA) HARI SETELAH ANDA MENGKONSUMSI MI INSTAN JIKA  ANDA AKAN   MENGKONSUMSINYA LAGI..!!
INFORMASI DARI SEORANG DOKTER: "KELUARGA KAMI  BERHENTI MENGKONSUMSI  MIE  INSTAN SEJAK LEBIH DARI 5 TAHUN YANG LALU SETELAH MENGETAHUI TENTANG  ADANYA  LILIN YANG MELAPISI MI INSTAN TERSEBUT" - LILIN INI  BUKAN SAJA  MELAPISI  STEREOFOAM TETAPI JUGA MELAPISI MI INSTAN ITU  SENDIRI. ITULAH  SEBABNYA  MENGAPA MI INSTAN TIDAK LENGKET SATU SAMA LAINNYA  KETIKA DIMASAK..!!
JIKA   KITA PERHATIKAN MI CHINA YANG BERWARNA KUNING YANG  BIASA DITEMUKAN DI  PASAR,
DARI HASIL PENGAMATAN, MI YANG BELUM DIMASAK TERSEBUT AKAN TERLIHAT  SEPERTI  BERMINYAK. LAPISAN MINYAK INI AKAN MENGHINDARI LENGKETNYA MI TERSEBUT SATU  DENGAN LAINNYA.
MI WONTON YANG MASIH MENTAH BIASANYA DI TABURKAN  TEPUNG  AGAR TERHINDAR DARI LENGKET.
KETIKA TUKANG MASAK AKAN MEMASAK MI, DIA MEMASAKNYA PERTAMA-TAMA DALAM AIR PANAS, KEMUDIAN DIBILAS / DITIRISKAN DENGAN AIR DINGIN SEBELUM  DIMASAK DENGAN AIR PANAS LAGI. MEMASAK DAN MENIRISKAN DENGAN CARA INI AKAN  DAPAT  MENGHINDARI LENGKETNYA MI TERSEBUT SATU DENGAN LAINNYA. TUKANG MASAK MEMBERIKAN MINYAK DAN SAOS PADA MI TERSEBUT AGAR TIDAK MENJADI  LENGKET KETIKA AKAN DIKONSUMSI SECARA KERING (TANPA KUAH!)
ATURAN MASAK DALAM MEMBUAT SPAGHETTI (MI ITALY) AKAN DIBUTUHKAN MINYAK DAN MENTEGA YANG DITAMBAHKAN TERLEBIH DAHULU PADA AIR REBUSAN SPAGHETTI UNTUK MENGHINDARI LENGKETNYA PASTA TERSEBUT.
ADA SEORANG ACTOR SBC (SEKARANG TCS) PADA BEBERAPA TAHUN LALU, KARENA  BEGITU SIBUKNYA DALAM BERKARIR SEHINGGA TIDAK PUNYA WAKTU LAGI UNTUK  MEMASAK, SEHINGGA DIPUTUSKANNYA UNTUK MENGKONSUMSI MI INSTAN SETIAP HARI.  AKHIRNYA DIA MENDERITA KANKER. DOKTERNYA MENGATAKAN BAHWA HAL INI DISEBABKAN  KARENA ADANYA LILIN DALAM MI INSTANT TERSEBUT. DOKTER TERSEBUT MENGATAKAN  BAHWA TUBUH KITA MEMERLUKAN WAKTU LEBIH DARI 2 (DUA) HARI UNTUK  MEMBERSIHKAN   LILIN TERSEBUT. ADA SEORANG PRAMUGARI SIA (SINGAPORE AIR) YANG SETELAH PINDAH DARI  RUMAH IBUNYA KE RUMAHNYA SENDIRI, TIDAK MEMASAK TETAPI HAMPIR SELALU  MENGKONSUMSI MI INSTAN SETIAP KALI DIA MAKAN. KEMUDIAN AKHIRNYA MENDERITA KANKER  DAN   MENINGGAL KARENANYA. SAAT INI MIN INSTAN DISEBUT - SEBUT SEBAGAI "MI KANKER..!!"  

SO..., BE CAREFUL MY FRIENDS...!

Hati-Hati Sumber Penyakit Jantung


Gigi sebagai Sumber Penyakit Jantung
Yanto Sandy Tjang Dokter Bedah Jantung di Pusat Jantung Bad Oeynhausen, Jerman
PENYAKIT jantung adalah penyebab utama kematian di negara maju. Di AS saja diperkirakan 12,4 juta orang menderita penyakit ini dan 1,1 juta orang akan terkena gangguan jantung serius tahun ini.
Tahun 2000, 16,7 juta penderita meninggal karena penyakit ini, atau sekitar 30,3% dari total kematian di seluruh dunia. Lebih dari setengahnya dilaporkan dari negara berkembang. DI Indonesia, prevalensi penyakit jantung dari tahun ke tahun terus meningkat.
Di samping faktor risiko klasik (merokok, obesitas, kadar kolesterol, tekanan darah tinggi, kurang aktivitas, diabetes mellitus, stres), hasil penelitian akhir-akhir ini menyebutkan bahwa reaksi peradangan (inflamasi) dari penyakit infeksi kronis mungkin juga menjadi faktor risiko. Meskipun begitu, hanya penyakit gigi kronis yang terbukti terkait dengan penyakit jantung.
Mekanisme penyebaran
  • Penyebaran penyakit dari gigi ke organ tubuh lain dapat dijelaskan lewat teori fokal infeksi.
Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat dan memicu penyakit di tempat lain. Racun, sisa-sisa kotoran, maupun mikroba penginfeksi bisa menyebar ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit. Dampak penyakit gigi pada jantung dapat berupa penyakit jantung koroner, peradangan otot, serta katup jantung (endokarditis).
Bakteri yang terikut aliran darah bisa memproduksi enzim yang mempercepat terbentuknya bekuan darah sehingga mengeraskan dinding pembuluh darah jantung (aterosklerosis). Bakteri dapat juga melekat pada lapisan (plak) lemak di pembuluh darah jantung dan mempertebal plak. Semua itu, menghambat aliran darah serta penyaluran sumber makanan dan oksigen ke jantung, sehingga jantung tak berfungsi semestinya.
Gejala awal dapat berupa nyeri dada, meliputi rasa seperti terbakar, tertekan, dan beban berat di dada kiri, yang dapat meluas ke lengan kiri, leher, dagu, dan bahu. Nyeri dada juga terasa di bagian tengah dada selama beberapa menit. Setelah kejadian biasanya diikuti rasa mual, muntah, pusing, keringat dingin, tungkai serta lengan menjadi dingin, napas terengah-engah, dan sesak napas.
Angina berkepanjangan akan menjurus ke serangan jantung (miokard infark). Namun sering kali penyakit jantung koroner berlangsung tanpa adanya gejala, ia tidak menimbulkan masalah sampai keadaannya sudah parah.
Kemungkinan lain, reaksi peradangan yang disebabkan oleh penyakit gigi meningkatkan pembentukan plak yang memacu penebalan dinding pembuluh darah. Penelitian menunjukkan, orang dengan penyakit gigi mempunyai risiko dua kali lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner.

Endokarditis
  • Bakteri yang ditemukan pada plak gigi merupakan salah satu faktor penyebab endokarditis.
Bakteri di lubang gigi maupun gusi yang rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah lewat gusi yang berdarah. Bakteri ini dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot jantung yang telah melemah. Gejalanya berupa demam, bising jantung, perdarahan di bawah kulit, bahkan embolisasi (penyumbatan) pembuluh darah kecil di organ-organ tubuh lainnya.
Meskipun jarang, penyakit ini dapat berakibat fatal dan kadang kala memerlukan operasi katup jantung darurat. Selain itu juga sangat dianjurkan pemberian antibiotika sebagai profilaksi pada orang yang menderita prolaps katup jantung, penyakit jantung rematik dan kelainan jantung bawaan, sebelum mendapatkan tindakan pengobatan gigi.
Karena mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, perlu perawatan gigi yang baik dan pemeriksaan gigi secara berkala. Cara pencegahan terbentuknya karang gigi cukup sederhana, yaitu dengan rajin dan teliti membersihkan gigi secara baik dan benar. Penggosokan pada lidah selama 30 detik juga terbukti mengurangi jumlah bakteri dalam mulut.
Brosur cara menyikat gigi yang baik dan benar dapat diperoleh dengan mudah di setiap tempat praktik dokter gigi. Pemakaian dental floss (benang gigi) juga amat penting untuk membersihkan daerah- daerah yang sulit terjangkau oleh sikat gigi, terutama daerah antargigi dan juga pada gigi-gigi yang berjejal.*

Gaya Belajar Dalam Tingkah Laku

GAYA BELAJAR

GAYA BELAJAR VISUAL, AUDIOTORIAL, KINESTETIK
Selain gaya belajar yang dikemukakan oleh Anthony Gregore di atas ada juga gaya belajar yang lain.
Dalam buku Quantum Learning dipaparkan 3 modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing_ masing  dari kita belajar dengan menggunakan ketiga molalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.
1. Visual (belajar dengan cara melihat)
Bagi siswa yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak / dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri gaya belajar visual :
  • – Bicara agak cepat
  • – Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
  • – Tidak mudah terganggu oleh keributan
  • – Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
  • – Lebih suka membaca dari pada dibacakan
  • – Pembaca cepat dan tekun
  • – Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
  • – Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
  • – Lebih suka musik dari pada seni
  • – Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya.
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
  • Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
  • Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.
  • Ajak anak untuk membaca buku-buku berilustrasi.
  • Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
  • Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
2. Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ), untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Ciri-ciri gaya belajar auditori :
  • – Saat bekerja suka bicaa kepada diri sendiri
  • – Penampilan rapi
  • – Mudah terganggu oleh keributan
  • – Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
  • – Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
  • – Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • – Biasanya ia pembicara yang fasih
  • – Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
  • – Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  • – Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
  • – Berbicara dalam irama yang terpola
  • – Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
  • Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
  • Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras.
  • Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
  • Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
  • Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
  • Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
  • – Berbicara perlahan
  • – Penampilan rapi
  • – Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
  • – Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  • – Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  • – Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca
  • – Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
  • – Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • – Menyukai permainan yang menyibukkan
  • – Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  • – Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
  • Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
  • Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru).
  • Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
  • Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
  • Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar. Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.
Gaya belajar lain yang juga unik adalah yang disebut Tactual Learners atau kita harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar kita bisa mengingatnya. Tentu saja, ada beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang kita bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah kita termasuk orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Karakter terakhir, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

Kesehatan


Efek Konsumsi Teh
Jakarta, Selasa
Rochman Naim Dosen FKH dan Sekolah Pascasarjana IPB
EFEK teh yang bermanfaat pada kesehatan telah didemonstrasikan pada studi eksperimental menggunakan hewan dan beberapa studi manusia. Dua penyakit yang paling intensif diinvestigasi adalah penyakit jantung dan kanker.
Walaupun mekanisme aktivitas protektif dari teh terhadap penyakit tersebut telah diajukan, ada inkonsistensi dalam hubungan antara konsumsi teh dan risiko penyakit tersebut pada manusia.
BANYAK studi epidemiologik telah menginvestigasi efek konsumsi teh pada penyakit kardiovaskuler. Pada suatu studi jangka panjang di Belanda, konsumsi teh berhubungan dengan risiko kematian yang rendah akibat penyakit jantung koroner dan insidensi stroke yang rendah.
Pada studi di Rotterdam, suatu hubungan terbaik konsumsi teh dengan keparahan aterosklerosis aortik telah diobservasi. Studi kesehatan di Boston menemukan bahwa subyek yang minum satu cangkir (200-250 ml) atau lebih teh hitam per hari memiliki kira-kira setengah risiko dari suatu serangan jantung dibanding dengan orang yang tidak minum teh.
Satu mekanisme yang diajukan untuk efek protektif yang mungkin dari teh terhadap penyakit kardiovaskuler adalah bahwa polifenol teh menghambat oksidari LDL, yang diketahui terlibat dalam perkembangan aterosklerosis.
Studi telah mengindikasikan bahwa konsumsi teh hitam telah memproteksi LDL terhadap oksidasi ex vivo. Polifenol teh berakumulasi pada partikel LDL setelah 3 hari konsumsi teh hijau atau hitam, tetapi level mereka tidak cukup untuk memperkuat resistensi terhadap oksidasi LDL.
Aktivitas hipokolesterolemik dari teh dapat juga berkontribusi kepada proteksi terhadap penyakit jantung. Pada hewan yang diberi pakan tinggi lemak dan kolesterol, teh hijau, teh hitam, dan polifenol teh telah mencegah peningkatan liida serum dan hati, telah menurunkan kolesterol total serum atau indeks aterogenik, dan telah meningkatkan ekskresi fekal dari lipida dan kolesterol total.
Bila hamster diberi pakan lemak tinggi, hamster yang diberi minum teh hijau atau plifenol teh hijau memiliki kolesterol total serum dan level triasilgliserol yang rendah tetapi ekskresi lemak fekal yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Namun, studi epidemiologik dan uji pada manusia telah gagal untuk menunjukkan suatu efek yang menurunkan kolesterol serum dari konsumsi teh hijau atau hitam. Dari 13 studi epidemiologik, hanya empat yang melaporkan hubungan terbalik. Suatu mekanisme potensial lain mungkin melalui efek teh pada berat dan lemak tubuh.
Observasi terbaru bahwa administrasi intragastrik teh hitam telah menghambat agregasi platelet dan telah mencegah thrombosis koronari eksperimental pada anjing dan bahwa konsumsi polifenol teh hijau telah menurunkan agregasi platelet yang terinduksi ADP yang memberikan suatu mekanisme yang mungkin untuk pencegahan penyakit kardiovaskuler. Namun, ekstrak teh hijau yang ekuivalen dengan 10 cangkir (2 liter) teh untuk 4 minggu tidak memiliki efek signifikan pada beberapa indikator yang berhubungan ke penyakit kardiovaskuler.
Teh hitam dan hijau telah menyebabkan peningkatan akut yang besar (30 menit setelah ingesti) pada tekanan darah daripada kafein sendiri. Namun, konsumsi teh reguler tidak mengubah tekanan darah.
Teh dan kanker
  • Teh telah dianggap sebagai suatu minuman pencegah kanker karena aktivitas seperti itu telah didemonstrasikan pada banyak model hewan.
Model-model tersebut meliputi kanker kulit, paru, esofagus, lambung, hati, usus halus, pankreas, kolon, kantung kemih, prostat, dan kelenjar susu. Larutan teh biasanya diberikan kepada hewan sebagai sumber tunggal cairan minuman.
Studi ekstensif pada tumorigenesis yang diinduksi cahaya UV dan bahan kimia sebagaimana tumor paru yang terinduksi bahan kimia dan yang terjadi spontan pada mencit telah mengindikasikan bahwa teh memiliki aktivitas inhibitori yang luas terhadap tumorigenesis dan efektif bila diadministrasikan selama tahap insiasi, promosi atau progresi karsinogenesis. Konklusi ini juga mungkin diaplikasikan pada model lain.
Hasil yang bertentangan telah dilaporkan mengenai efek teh pada karsinogenesis kolon; penghambatan dan kurang hambatan keduanya telah dilaporkan. Penghambatan dari tumorigenesis kelenjar susu yang terinduksi secara kimiawi oleh teh telah diobservasi pada tikus yang diberi pakan berlemak tinggi. EGCG telah diperlihatkan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker payudara dan prostat manusia.
Banyak mekanisme yang telah diajukan mengenai aksi inhibitori teh terhadap karsinogenesis. Mekanisme yang paling umum adalah aktivitas antioksidatif, tetapi banyak mekanisme yang lain juga penting. Efek antiproliferatif dari catechin teh telah didemonstrasikan pada model tumorigenesis paru dan kulit pada mencit. Hambatan tranformasi sel dan pertumbuhan sel oleh catechin dan theaflavin murni juga telah dilaporkan.
Aktivitas itu telah dihubungkan ke hambatan aktivitas activator protein 1 (AP-1). Karena aktivasi AP-1 yang sering pada banyak kanker manusia, aksi ini mungkin dapat diaplikasikan untuk pencegahan kanker manusia. Penghambatan enzim yang berhubungan dengan promosi tumor, seperti ornithine decarboxylase, protein kinase C, lipoksigenase dan sikloosigenase oleh teh telah diperlihatkan. Hubungan antara penurunan lemak tubuh oleh teh dan hambatan tumorigenesis kulit telah diobservasi.
Mencit yang minum teh hitam atau teh hijau memiliki tumor paru yang lebih sedikit dan berat yang kurang dibanding kontrol, walaupun mereka mengonsumsi jumlah makanan yang sama atau lebih. Berdasarkan aktivitas inhibitori yang bervariasi yang telah diobservasi pada model hewan yang berbeda dan kultur sel kanker yang berbeda, mungkin bahwa kandungan dan mekanisme teh yang multipel terlibat dalam hambatan karsinogenesis.
Efek teh pada nutrisi
  • Pada mencit kegemukan, konsumsi teh oolong selama 10 minggu telah mencegah kegemukan dan hati yang berlemak. Absorpsi nutrien yang menurun dan pembakaran energi yang meningkat mungkin keduanya berkonstribusi pada efek tersebut.
Ekstrak teh hijau telah menstimulasi thermogenesis jaringan adiposa pada tikus sampai suatu tingkat yang lebih besar daripada yang dapat dilakukan oleh kafein sendiri. Ingesti ekstrak teh hijau oleh laki-laki muda sehat dengan setiap makanan menghasilkan peningkatan yang signifikan pada pembakaran energi 24 jam.
Studi ini telah mengindikasikan bahwa polifenol teh menghambat aktivitas catechol-O methyltransferase dan beraksi sinergis dengan kafein untuk memperpanjang stimulasi simpatetik dari thermogenesis.
Apakah konsumsi teh mengganggu absorpsi protein pada manusia masih perlu diinvestigasi lebih lanjut. Karena afinitas ikatan yang kuat dari polifenol teh terhadap ion-ion logam, efek teh yang mungkin pada absorpsi nutrien tersebut merupakan hal yang penting.
Penurunan absorpsi besi karena minum teh telah dilaporkan. Kelihatannya efek tersebut terutama pada besi nonheme, dan bila teh dan besi dikonsumsi bersamaan. Absorpsi besi heme dari daging yang dimasak tidak dipengaruhi oleh konsumsi teh.
Di antara wanita umur 65-76 tahun, konsumsi teh berhubungan dengan pengukuran densitas mineral tulang yang lebih besar, yang konsisten dengan laporan bahwa teh bersifat protektif terhadap fraktura tulang pinggul. Data tersebut mengindikasikan bahwa komponen selain dari polifenol, seperti fitoestrogen atau fluorida, mungkin memengaruhi densitas mineral tulang. Teh ditemukan menghambat aktivitas glukosiltransferase dari streptokokki oral dan perkembangan caries gigi pada tikus. Teh mengandung fluorida yang mungkin akan memperkuat enamel gigi dan meningkatkan kesehatan gigi.
Pada model mencit arthritik yang terinduksi kolagen, polifenol teh hijau secara signifikan mereduksi insidensi dan keparahan arthritis. Ekspresi mediator inflamatori yang meliputi siklooksigenase-2, interferon gamma, dan TNF-alpha lebih rendah pada sendi arthritik dari mencit yang diberi polifenol teh hijau. Katarak, yang berkembang sebagai akibat presipitasi protein pada lensa mata, mungkin direduksi oleh konsumsi teh yang meningkat.*

Jumat, 06 Juli 2012

Berbagi ilmu: Laporan Praktikum botani

Berbagi ilmu: Laporan Praktikum botani: Acara I dan II CYTOLOGI A.     Tujuan 1.       Melihat rambut atau serabut bentuk sel. 2.       Melihat bagian-bagian yang hid...

Laporan Praktikum botani


Acara I dan II
CYTOLOGI

A.    Tujuan
1.      Melihat rambut atau serabut bentuk sel.
2.      Melihat bagian-bagian yang hidup dalam sel seperti nucleus,chloroplast, plastid dan arus plasma.
3.      Melihat benda-benda mati dalam sel diantaranya adalah amylum, butir-butir aleuron dan Kristal-kristal calcium oxalate/Ca(Co2)2
4.      Melihat penebalan pada dinding sel, noktah dan plasmodesma
B.     Dasar Teori
Cytology adalah ilmu yang mempelajari ilmu sel atau ilmu hayati, ilmu biologi yang pada garis cabang ilmu lagi yaitu ilmu hewan (zoology) dan ilmu tumbuhan (botani). Pada tahun 1665, Robert hooke mengamati sayatan tipis gabus dari batang. Quercus sabar dengan menggunakan mikroskop, dia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang di batasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert hooke menyebut ruang-ruang kosong tarsebut dengan istilah cellulae yang artinya sel. Namun sel yang di temukan Robert hooke merupakan sel gabus yang telah mati.
Penemuan sel mendorong berkembangnya persepsi tentang sel yang melahirkan teori-teori sel. Beberapa teori sel yang paling penting adalah sebagai berikut:
1)      Schleiden (1804-1891) dan schwan (1810-1882)
Sel merupakan kesatuan structural maklhuk hidup, jadi setiap maklhuk hidup terdiri atas sel-sel
2)      Johanes purkinje (1787-1869)
Protoplasma adalah cairan sel hidup yang merupakan bahan embrional dan dalam sel telur.
3)      Robert brown (1813)
Penemu inti sel merupakan bagian terpenting dari sel.
4)      Felix durjadin (1835)
Bagian sel yang terpenting adalah cairan sel dalam sel.


5)      Max schalze (1825-1894)
Sel merupaka kesatuan fungsional maklhuk hidup.
6)      Rudorlf vircow (1858)
Sel merupakan kesatuan pertumbuhan maklhuk hidup artinya pertumbuhan maklhuk adalah sel perbanyakan dan pertumbuhan sel.
7)      Penemuan akhir abad XIX
Sel merupakan kesatuan terditas artinya setiap sifat-siafat yang diturunkan selalu melalui sel.
Sel yang lengkap umumnya terdiri dari dinding sel, protoplasma, vakuola. Dalam sel-sel yang muda terdapat benda-benda kecil berbentuk tetes, butiran yang nampak   jika diberi pengecatan. Dalam sel dewasa plastid berukuran lebih besar, jadi plastida  adalah suatu badan yang kental yang dapat berubah bentuk biasanya berbentuk bulat atau lonjong.
Benda-benda mati yang terdapat didalam plastid selain vakuola dan mikrosoma yang sangat kecil dan terdapat pula yang agak besar, bersifat padat atau cair. Benda-benda mati dalam plasama sel yang bersifat cair  cairan sel, lemak, minyak aetharis dan yang padat seperti Kristal Ca (Co2)2 atau garam oxsabit, Kristal kresik, aleuron dan kristalloid zat putih telur.
C.    Metode

a.       Waktu dan Tempat
o   Waktu
ü  Hari Rabu, Tanggal 13 April 2011
ü  Pada pukul, 08.00-10.00 WITA
o   Tempat
Laboratorium Agronomi, lantai dasar gedung OECF. FAPERTA, Universitas Mulawarman.




b.      Bahan Dan Alat
Ø  Bahan
1.   Rambut biji kapas ( Gossypium sp)
2.   Empulur ubi kayu ( Manihot esculenta)
3.   Ganggang sekrup (Spirogyra sp)
4.   Umbi kentang ( Solonum tuberosum)
5.   Bawang merah (Alium cepa fa ascolonium)
6.   Biji jagung ( Zea mays)
7.   Tempurung/endosperm bbuah kelapa (Cocos nucifera)
8.   Daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
Ø  Alat
1.   Silet
2.   Mikroskop
3.   Obyek glass
4.   Penghapus
5.   Buku gambar
c.       Cara Kerja
1.   Periksalah 2-3 helai rambut biji kapas dalam air, rambut ini pipih, dinding tebal, di tempat-tempat tertentu menunjukkan perputaran atau torsi.
2.   Buatlah irisan penampang melintang dan penampang membujur dari empulur ubi kayu, irisan dilakukan setipis mungkin. Lihat bentuk selnya (sel gabus)
3.   Ambillah beberapa ganggang sekrup/lumut dan periksa dengan menggunakan reagen air. Perhatikan chloroplast yang berbentuk seperti spiral dan nucleus yang terletak di tengah-tengah sel.
4.   Tusukkan ujung jarum preparat kedalam umbi kentang beberapa kali, kemudian tempelkan umbi kentang pada bagian yang talah di tusuk-tusuk tadi (sambil ditekan sedikit umbinya) pada tetesan air yang telah disediakan pada obyek glass. Perhatikan letak hilusnya dan cari butir-butir amylumnya yang setengah majemuk dan yang majemuk. Bila perlu bubuhkan J-KJ dan bagaimana reaksinya.

5.   Belahlah umbi bawang merah, kemudian dengan menggunakan pinset ambillah selaput bagian dalam umbi lapis tersebut dan periksalah/lihat. Perhatikan nucleus dan nucleolinya. Kalau kurang jelas dapat di bubuhka J-KJ, kemudian perhatikan juga plastid dan arus plasma.
6.   Buatlah irisan/kerokan dari tempurung kelapa setipis mungkin. Perhatikan lapisan-lapisan penebalan dinding sel serta saluran-saluran noktah. Bila perlu irisan tempurung kelapa diperiksa dalam phoroglucine kemudian HCl pekat, maka tempurung kelapa yang terdiri atas sel-sel sclereida yang mengandung lignin ini akan bewarna merah.
7.   Buatlah irisan penampang melintang dari biji jagung, irisan di buat setipis mungkin. Periksa/lihat butir-butir Aleuron yang terdapat dalam lapisan sel endosperm yang bagian luar, sehingga lapisan sel yang telur itu dinamakan lapisan aleuron.
8.   Buatlah irisan penampang melintang dari daun bunga pukul empat setipis mungkin, kemidian lihat Kristal calciul oxalat yang berbentuk jarum-jarum yang berkumpul sehingga kelihatan sepeti berkas sapu lidi ( Raphida ).

  
E.     Pembahasan

1.      Bentuk sel
Sel merupakan unit dasar suatu kehidupan. Bentuk sel tumbuhan
bermacam-macam, tergantung sel apa yang kita amati ada yang berbentuk persegi enam seperti sel jagung, berbentuk seperti lidi memanjang jpada sel bunga pukul empat,bulat lonjong pada sel kentang dan lain-lain. Bentuk sel berbeda-beda karena memiliki fungsi yang berbeda-beda juga.
2.      Bagian-bagian hidup dari sel
Pada inti sel ( nuleu ) bangun pada umumnya berbentuk bulat. Bulat telur datar seperti lensa, yang terletak didalam setoplasma inti sel merupakan pusat pengendali sel, karena mengandung kromosom dan kromosom itu sendiri mengandung DNA ( Dioksiribo Nukleat Acit ).
Kloroplas merupakan organel sel membrane yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Organel ini mengandung pigmen fotosintesis yang mampu melangsungkan poses fotosintesis, sehingga tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena kemampuannya menghasilkan makanan sendiri.
Plastida adalah suatu badan yang kental dan dapat berubah bentuk pada tumbuhan dibedakan menjadi 3  laukoplas, Amyoplas pada kloroplas umumnya berbentuk lensa, kloroplas terdapat pada permukaan tumbuhan.
3.      Benda-benda mati dalam sel
Benda-benda mati dalam sel yang bersifat cair seperti patri, cairan sel, lemak, dan minyak. Benda-benda mati dalam sel bersifat padat seperti Kristal Ca (Co2) 2 atau garam oksalat, Kristal kersik, alauron, dan Kristal putih telur dan yang lebih panjang ialah amilum disebut dengan hilus.
Butiran tepung (amilum) pada umunya berlapis-lapis (lamella) berbeda kadar airnya berbeda pula aindexs biasnya. Berdasarkan jumlah hilus dapat membedakan butir tepung. Pada butir tepung tunggal ( 1 butir tepung sama dengan satu hilus ) seperti pada kentang. Butir tepung majemuk .


Noktah adalah suatu bagian dari dinding primer yang tidak mengalami penebalan lebih lanjut.

F.     Kesimpulan

1)      Bentuk-bentuk sel bermacam-macam yaitu bulat, segi enam, segi lima, segi empat, bulat telur, dan seperti benang pendek.
2)      Sel yang lengkap terdiri dari dinding sel, protoplasma, Vakuola.
3)       Bagian-bagian hidup dari sel yaitu nucleus, plastida, arus plasma disebut protoplasma.
4)       Penebalan dinding sel dengan cara oposisi dan interuscapsi.
5)      Plasmodesmata yaitu saluran penghubung yang didalamnya terdapat benang-benang plasma. Noktah yaitu suatu bagian dari dinding primer yang tidak mengalami penebalan lebih lanjut.


DAFTAR PUSTAKA

1)      Aryuliana,Diah dkk.2004.Biologi SMA XI.Surabaya:Erlangga
2)      Roewitawati,Dyah dkk.2008.Buku Praktikum Biologi Umum Pertanian.Universitas Muhammadyah Malang.
3)      Ross, Cleon W.1995.Fisiologi Tumbuhan ITB






ACARA III
HISTOLOGI

A.    Tujuan
            Melihat macam-macam jaringan yang terdapat pada batang, seperti jaringan dasar (parenchyma), jaringan penutup (epidermis), jaringan mekanik (collenchym, sclerenchym) jaringan pengangkut (Xylem,Phloem) jaringan sekresi dan jaringan kelenjar, jaringan meistem.
5.      Melihat macam-macam bentuk berkas pengangkut.
6.      Melihat susunan lenti sel pada batang atau cabang (melihat jaringan-jaringan yang menyusun lenti sel).
B.     Dasar Teori
Histology adalah ilmu yang mempelajari struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sendian jaringan yang dipotong tipis. Histologi disebut juga sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini sangat berguna bagi keakuratan diagonis tumor dan berbagai penyakit lain yang sampelnya memerlukan pemeriksaan histology.
           Sekelompok sel-sel yang serupa asalnya, strukturnya, dan fungsi dalam satu kesatuan yang dinamakan jaringa, Secara umum tubuh tanaman tdari jaringan vegetative, dan jaringan reproduksi. Dalam tanaman tinggi, tubuhnya terdiri atas komplek sel yang strukturnya rumit. Berbagai jenis sel dengan fungsi yang berbeda-beda berpadu menjadi satu.
           Tiap-tiap jaringan berdasarkan fase perkembangannya ada 2 yaitu jaringan maristematik dan jaringan permanen. Jaringan meristematik adalah jaringan yang pertumbuhannya telah terhenti paling tidak untuk sementara. Pada kondisi tertentu jaringan permanen dapat berubah menjadi jaringan maristematik.



JARINGAN DASAR
Ø Parenkin.
Jaringan vegetative sederhana, yakni jaringan yang biasanya tidak komplek baik bentuk maupun strukturnya. Type ini dijumpai pada bagian tubuh tanaman yang tidak khusus. Secara filogmatik maupun jaringan primitive karena umumnya tanaman yang tinggi yang komplek susunannya berkembangnya melalui proses spesialisasi dari organism sederhana yang hanya tersusun atas parenkim, dengan demikian secara autoganik parenkim juga merupakan jaringan yang primitif.
Ø  Kkolenkim
Kolenkim terdiri dari sel-sel yang serupa dengan parenkim tetapi dengan penebalan pada dinding sel primer umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan beberapa bagian daun. Dinding sel yang fleksibel pada kolenkim, member dukungan yang cukup untuk sel-sel tetanggannya karena kolenkim jarang menghasilkan dinding sel standard, jaringan ini tampak sebagai sel-sel dengan penebalan sel yang ekstensif.
     Sifat-sifat dari jaringan kolenkim adalah awal perkembangannya dan daya adaptasinya untuk mengubah dalam organ yang tumbuh dengan cepat, terdiri atas sel-sel panjang . Sel-sel saling bertumpuk pada ujungnya, dinding sel terdiri atas selulosa dengan kadar air tinggi.
Ø  Ekterankim
Ekterankim juga merupakan jaringan penguat yang berfungsi sebagai protoksi sel-sel dari jaringan ini mempunyai dinding yang keras, berlignin dengan kadar air rendah, apabila ia telah dewasa maka akan kehilangan protoplasmanya. Penebalan dindingnya seragam dan merat atetapi bentuk dan ukurannya sangat bervariasi.
     Sklerankim adalah jaringan pendukung pada tanaman, penebalan lignin terletak pada sel primer dan sekumder dan dinding menjadi sangat tebal, sehingga hanya sedikit ruang unuk protoplasma yang nantinya hilang jika sel telah dewasa. Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerankim terbagi menjadi 2 type : sarat (fibre) atau sklaraid. Sarat adalah salsaklatim yang memanjang umumnya denganujung meruncing pada penampang membujur. Sedangkan sklaraid kecil denganukuran bervariasi. Terdapat pada bagian keras buah dan biji.


JARINGAN PENGANGKUT
Ø  Xylem
Ada 4 macam sel yang ditemukan pada xylem: vescels (berkas pengangkut) trakeid, sarat, dan parankim. Yang meruupakan karakteristik sel-sel xylem adalah berkas pengangkut dan trakred yang memiliki dinding sel tebal mengandung lignin dan merupakan pengangkut air trakeid berbentuk sel panjang berupa dengan sarat tetapi berdiameter lebih besar. Pada penampang melintang berkas pengangkut tampak besar dan bulat pada jaringan xylem.
Trakeid sulit dibedakan dengan sarat atau berkas pengangkut (kecuali untuk ukuran berbeda) pada xylem, perbedaan berikut dapat dibuat pada T.S
-          Mataxylem vessels : sel-sel yang lebih besar ditemukan pada bagian terakhir xylem
-          Protoxylem vessels : sel-sel yang pertama terligninfikasi biasanya rusak atau pindah ( akibat pemanjangan). Perlu dicatat, bahwa pada batang protoxylem pada bagian luar (exarch)
Ø  Floem
4 type sel ditemukan pada floem ; siava tuber member copanien sells, sel parenkom dan sarat. Banyak sel-sel yang berbentuk tubules, memanjang dengan dinding tipis, sel-sel ini aktif ketika muda, jika siava tuber members menua, inti menhilang tapi sitoplasma masih ada. Masing-masing tuber member dilengkapi oleh copanion cell yang memiliki atau lebih daerah siava sering kali disebut siava plate. Beberapa siava plate munkin tersumbat, sumbatan ini merupakan akumulasi protein pada pori.

Jaringan Meristem
           Merupakan jaringan yang selapis sel tipis dan rapat, terletak pada luar tapi memiliki lapisan kutikula atau lilin berfungsi untuk menutupi permukaan daun, bunga, buah dan akar. Anatomi lenti sel terdiri dari:
-          Epidermis, selapis sel yang letaknya disebelah luar
-          Phallem, selapis sel-sel mati
-          Chorripholloid ( sel pengisi)
-          Phalogen ( kombium gabus)
-          Phalloderm
Lenti sel biasanya hanya tedapat pada batang saja. Pada akar biasanyya terdapat di dekat pangkal keluarnya cabang akar. Lenti sel biasanya terjadi di bawah tempat yang semula ada mulut kulitnya (stomata) dan umumnya terdapat pada tumbuh-tumbuhan dicohyladoneae, gymnospermas dan liliceae yang terletak pada pohon, akar tetapi terdapat pada tumbuh-tumbuhan bangsa pandu dan palam.
C.    Metode

a.       Waktu dan Tempat
o   Waktu
ü  Hari Rabu, Tanggal 30 Maret 2011
ü  Pada pukul, 10.00-12.00 WITA
o   Tempat
Laboratorium Agronomi, lantai dasar gedung OECF. FAPERTA, Universitas Mulawarman.
b.      Bahan Dan Alat
Ø  Bahan
1.   Batang atau ranting kembang sepatu ( Hibiscus rosaninensis )
2.   Batang jagung ( Zea mays )
3.   Ujung akar lidah buaya (Aloe-Sp)
4.   Lenti sel dari batang atau cabang Sambucus javanica
Ø  Alat
1.   Gelas obyek
2.   Cover glass
3.   Silet
4.   Pipet
5.   Mikroskop




c.       Cara Kerja
Mempersiapkan preparat dari setiap bahan antara lain:
·            Batang dan ranting kembang sepatu
-          Buatlah irisan penampang pada batang/ranting setipis mungkin dan utuh
-          Taruhlah di atas obyek glass dan tambahkan air
-          Tutup dengan cover glass.
·           Batang jagung
-          Buatlah irisan penampang melintang dari batang jagung setipis mungkin dan utuh
-          Taruhlah irisan diatas objek glass
-          Tutup dengan cover glass
·           Ujung akar lidah buaya
-          Buatlah irisan penampang membujur pada ujung akar lidah buaya setipis mengkin utuh
-          Taruhlah irisan tersebut di atas objek glass
-          Tambahkan sedikit air
-          Tutup dengan cover glass
·           Lenti sel
-          Ambilah lenti sel pada permukaan atau cabang sambucus javanica
-          Taruhlah di atas obyek glass
-          Tambahkan air sedikit
-          Tutup dengan cover glass.

E.     Pembahasan

1.      Batang/ranting kembang sepatu ( Hibiscus rosaniensis )
Tanaman ini termasuk Malvaceae. Tanaman ini banyak ditanam orang di halaman sebagai tanaman hias atau pagar hidup. Ini dilakukan orang untuk memperindah halaman rumah. Untuk perkembangbiakannya dengan stek batang atau cankokan lebih sering dilakukan orang daripada perbanyakan dengan penyebaran biji. Tanaman ini mengandung hibisetin pada bunganya, sedangkan batang dan daunnya mengandung Ca-oksalat, peroxidase, lemak dan protein. Tanaman ini juga berguna sebagai obat-obatan.
Di dalam batang atau ranting kembang sepatu terdapat bermacam-macam jaringan seperti jaringan dasar scleranchym, type berkas pengangkutan, jari-jari empulur yang mengadakan dilatasi, juga kelihatan ruang-ruang lender.
2.      Batang jagung ( Zea mays )
Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu, namum tidak seperti padi dan gandum. Terdapat muatan yang batangnya tidak tumbuh pesat, sehingga tanaman berbentuk roset.
Batang beruas-ruas, ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku, batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung kignin .
Daunnya merupakan daun yang sempurna. Bentuknya pipih memanjang. Diantara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Di dalam batang jagung juga terdapat jaringan metaphlden xylem, trachea ronggaresigen, seludang, sclerechym.
3.      Ujung akar lidah buaya (Aloe-Sp)
Akar lidah buaya berbentuk serabut, akar lidah buaya berwarna cokeklat kekuningan, tunggal lanset, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, daging tebal, berlendir, bergetah kuning, hijau termasuk bunga majemuk. Bentuk malai di ujung batang, daun pelindung panjang benang sari terdiri dari enam, putik menyembul atau melekat pada pangkal kepala sari, tangkai putik silendris, kepala putik bulat, mahkota panjang.
Didalam akar banyak terdapat jaringan-jaringan misalnya terdiri dari darmatogen, pereglem pleoran dan calyptras. Daun, akar, dan bunga aloe fera mengandung saponin, disamping itu daun dan akarnya mengandung terin dan bunganya menhandung polifenon, akar lidah buaya juga termasuk tanaman obat-obatan.
4.      Lenti sel dari batang atau ranting Sambucus javanica
Penebalan dinding sel terdapat pada daerah-daerah yang berbatasan dengan ruang antar sel. Bentuk sel tidak teratur, banyak ruang antara sel bentuk pita, misalnya terdapat pada batang, tangkai, daun, dan akar nafas. Jaringan sklarenkim tersusun oleh sel-sel yang berdinding tebal dank eras karena telah mengalami ligninfikasi (penebalan dengan zat lignin) yang merupakan penebalan sekunder.
Pada umumnya sel dewasa tidak berkloroplas lagi eperti halnya jaringan sklerenkim, maka jaringan sklerenkim juga berfungsi sebagai jaringan penyokong atau penguat bagi jaringan lainnya. Menurut bentuknya, sklerenkim dibagi 2, yitu sklerida dan serabut sklerida. Sklerida juga disebut sel batu, karena dinding selnya keras. Pada umumnya berbentuk isodiometris, tetapi ada sklerida yang panjangnya sampai sepuluh kali diameternya yaitu pada trikosklerida ( bentuk seperti trikoma). Bentuk sklerida bermacam-macam, tergantung tempat terdapatnya didalam jaringan-jaringan tumbuh-tumbuhan dapat berupa sel tunggal dalam kelompok dan kadang-kadang berkumpu dengan xylem dan floem. Umumnya sklarida terdapat bersama parenkim. Misalnya pada parenkim korek, empulur batang dan tangkai daun pada akar mesofil daun, daging buah, kulit biji, tetapi pada umunya terdapat berbagai idioblas pada jaringan lain. Letak sklarida di dalam jaringan dapat tersebar di sembarang tempat. Di dalam batang atau cabang sombucus javanica juga terrdapat berbagai macam jaringan yaitu epidermis floem, phollogen, phelloderm, parenchyma, collenchym dan chloripeloid.
Serabut sklerenkim ini kadang-kadang merupakan sel yang terpisah atau berkelompok , sehingga serabut sklerenkim kadang-kadang dibagi menjadi 2 yaitu serabut pada xylem dan serabut ekstra xylem yaitu serabut yang terdapat pada daerah xylem.
F.     Kesimpulan

1)      Pada kembang sepatu terlihat adanya empulur, floem, xylem dan cambium.
2)      Pada batang jagung terlihat adanya matafloem, xylem, dan selubung scelenrenchym
3)      Pada lenti sel terlihat adanya epidermis, chloripoloid, paranchym, phalohan
4)      Pada akar lidah buaya terlihat adanya dermatogens, plaoron,calyotra
DAFTAR PUSTAKA

1.      Http//:Wikipedia/histologi
2.      Buku Panduan Praktikum Botani 2011 UNMUL
3.      Tjitrosoepomo, Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada University: Yogyakarta



ACARA IV
ORGANOLOGI

A.    Tujuan
1. Melihat macam-macam jaringan pada akar dan tipe-tipe jaringan pada daun
2. Melihat macam-macam susunan anatomis daun serta macam tipe stomata berdasarkan letak terhadap epidermis.
B. Dasar Teori
            Akar adalah suatu organ tanaman yang memiliki fungsi menunjang dan memperkokoh tubuh tanaman dan tempat tumbuhnya tunas, jika dilihat dengan mata telanjang. Namun bila dilihat dari fungsi akar secara ilmiah, akar memiliki fungsi sebagai penyerap air, garam dan unsure hara, alat transportasi. Menyimpan cadangan makanan, alat respirasi, alat reproduksi.
            Akar jika dilihat struktur dari luar terlihat adanya rambut akar, tudung akar, maristem, dan kaliptra atau tudung akar. Namun jika dilihat struktur akar dari dalam terlihat adanya epidermis yang termodifikasi menjadi bulu-bulu akar, kortak sebagai tempat cadangan makanan dan respirasi, endodermis sebagai transportasi mineral dan air, silinder pusat yang didalamnya terdapat berkas pengangkut atau jaringan pengangkut.
            Akar juga memiliki daerah yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti kaliptra yaitu jaringan yang melindungi ujung akar yang disebut juga tudung akar. Maristematik yaitu daerah yang selnya aktif membelah disebut juga tudung akar. Daerah yang mengalami pertumbuhan dan perkembanganyaitu daerah terjadinya pertumbuhan jumlah sel akibat daerah maristematik. Diferensiasi yaitu daerah pertumbuhan sel baik bentuk serta fungsinya atau dikenal juga daerah modifikasi rel.



            Macam-macam akar
-            Akar nafas seperti tanaman bakau
-            Akar gantung seperti tanaman beringin atau anggrek.
-            Akar tunjang seperti pandanus SP.
-            Akar serabut seperti golongan monokotil
Daun merupakan organ yang dapat melakukan fotosintesis karena di dalam daun terdapat stomata yang dapat merubah karbondioksida dan air denganbantuan sinar matahari menjadi glukosa yang akan dirubah lagi menjadi energy. Daun juga memiliki fungsi alat transportasi, membatasi proses transpirasi dengan adanya lapisan kutikula, alat reproduksi vegetative.
            Jika dilihat lebih seksama di dalam struktur daun terdapat epidermis yaitu bagian atas lapisan dengan penebalan kutikula. Bagian bawah selapis sel dengan termodifikasi menjadi stomata. Kortak merupakan bagian dari masofil atau daging daun yang terdiri dari jaringan parankim baik palisade dan spoons. Silinder pusat, didalamnya terdapat berkas penhangkut atau jaringan pengangkut yang terlihat dalam urat daun. Di dalam tulang daun terdapat jaringan pengangkut dan jaringan penguat kolankim. Pada tangkai daun terdapat jaringan penguat berupa kolankim dan sclarankim.
C. Metode
a.       Waktu dan Tempat:
o   Waktu
ü  Hari Rabu, Tanggal 30 Maret 2011
ü  Pada pukul, 10.00-12.00 WITA
o   Tempat
Laboratorium Agronomi, lantai dasar gedung OECF. FAPERTA, Universitas Mulawarman.




b.      Bahan dan alat:
Ø  Bahan
1.      Akar jagung (Zea mays)
2.      Daun japan glodiol ( Belamcanda Chinensis )
3.      Daun karet ( Ficus elastic )
Ø  Alat
1.      Pisau silet
2.      Slide, glass obyek
3.      Cover glass, gelas penutup
4.      Reagen, air

c.    Cara kerja
1.      Buatlah irisan penampang melintang dari akar jagung. Perhatikan jaringan exodermis, endodermis dengan penebalan-penebalannya . Sel-sel peresap pericambium, berkas pengangkutan type radial.
2.      Buatlah irisan penampang melintang dari daun japan gladiol. Perhatikan letak stomata terhadap epidermis, mesophyl yang hanya terdiri dari jaringan spons parenchyma dan berkas pengangkut.
3.      Buatlah irisan penampang melintang daun karet, perhatikan epidermis atas ( Multiple epidermis ) tanpa stomata lithochyst, jaringan palisade, kjaringan bunga karang, epidermis bawah dengan stomata cnyptopora.

E.     Pembahasan
Organologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi organ berrdasarkan organisme-organisme penyusunnya. Bagian-bagian organologi yaitu akar, batang, dan daun . organologi menjelaskan bagaimana struktur dalam fungsi suatu organ. Berikut adalah jaringan-jaringan dasar penyusun tiga organ pokok tumbuhan.
Ø Akar
Jaringan-jaringan yang tersusun pada akar adalah
-          Epidermis
-          Parenkim
-          Endodermis
-          Kayu
-          Pembuluh ( pembuluh kayu dan pembuluh lapis ) dan
-          Cambium pada tumbuhan dikotil.
Permukaan akar sering kali terlindung oleh lapisan gabus tipis, bagian ujung akar memiliki jaringan tambahan yaitu tudung akar. Ujung akar yang diselimuti oleh lapisan mirip lender yang disebut myself (misel) yang berperan penting dalam pertukaran serta interaksi dengan organism mikroba lain.
Ø Batang
            Susunan batang tidak banyak berbeda dengan akar, batang tersusun dari jaringan-jaringan sebagai berikut:
-          Epidermis
-          Parenkim
-          Endodermis
-          Kayu
-          Jaringan pembuluh dan
-          Cambium pada tumbuhan dikotil

Struktur ini tidak banyak berubah, baik batang, cabang, maupun ranting . Permukaan batang berkayu atau tumbuhan serupa yang seringkali dilindungi oleh lapisan gabus dan kutikula yang berminyak. Jaringan kayu pada batang dikotil atau monokotil tertentu dapat mengalami proses lignifikasi yang sangat lanjut sehingga menjadi sangat keras.
Ø Daun
            Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun, serta helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintesis. Helai daun tersusun dari jaingan dasar sebagai berikut :
-          Epidermis
-          Jaringan tiang
-          Jaringan bunga karang
-          Jaringan pembuluh
Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus untuk melindungi daun dari serangan serangga atau pemangsa, spora jamur dataupun tetesan air.
Akar jagung
            Dalam akar batang terdapat bagian-bagian seperti epidermis, solerenkim, endodermis, parenkim, empulur, ploem, xylem.
-       Epidermis,termodifikasi menjadi bulu-bulu akar. Bulu-bulu akar sendiri berfungsi sebagai penyerap air, garam dan unsur hara dari tanah.
-       Scerenkim, adalah jaringan pendukung tanaman. Penebalan lignin terletak pada dinding sel parenkim dan selunder serta dinding sel menjadi sangat tebal sehingga sangat sedikit ruang untuk protoplasma, yang nantinya akan hilang jika dewasa. Jaringan ini merupakan sel-sel yang telah mati. Jaringan ini juga berfungsi untuk melindungi dan menguatkan jaringan dalam sel sehingga bersifat kaku dan mudah patah.

-       Parenkim merupakan jaringan pada tanaman yang paling umum dan belum terdiferensiasi . parenkim memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama dan ratoplasma aktif dibungkus oleh dinding primer dengan selulosa yang tipis. Jaringan ini terdapat interseluler antar sel dan tempat menyimpan air, makanan dan sebagai transportasi
-       Endoderm, sebagai transportasi mineral dan air.
-       Empulur, letaknya berada ditengah-tengah sama dengan xylem.
-       Floem, disebut juga dengan jaringan tepi, karena letaknya di tepi. Letak floem berada di sebelah luar jaringan xylem yang memiliki sel tipis dan sel tetangga. Jaringan ini berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
-       Xylem , jaringanini disebut juga dengan jaringan kayu, terletak di bagian paling dalam ( di tengah-tengah ). Memiliki trakeid yang mengalami penebalan. Jaringan ini berfunsi mengangkut air dan mineral.
-       Daun karet
Pada daun karet terdapat bagian-bagianyang saling berhubungan satu sama lainnya. Fungsi daun yang satu dengan yang lainnya hamper sama seperti kutikula, epidermis, palisade, yang terdapat pada daun karet sama dengan daun the.
        Pada daun the stomata terletak di dekat epidermis namun, pada daun karet stomata berada dekat dengan atau dada di kelenjar cystolith.

F.     Kesimpulan

1.      Pada akar jagung terdapat epidermis, sclerencim, parenkim, endoderm, empulur, floem, xylem.
2.      pada daun karet terdapat kutikula, epidermis, jaringan palisade, kelenjar cytolith, jaringan bunga karang . pada daun karet letak stomata berada di kelenjar cytolith.
           
DAFTAR PUSTAKA
1). Hidayah.2004.Biologi Praktis SMP kelas 1,2,3
2). Buku panduan Praktikum Botani 2011 UNMUL
3). Saktiyono.1999. Biologi SMU. Jakarta.Erlangga




Acara V
Hal Daun Tunggal (Folium simplex)

A.    Tujuan
Mengenal bagian-bagian dari daun tunggal, bangunnya, ujungnya, pangkal, tulang, toreh, tepi, daging daun, permukaan helaian atas dan bawah daun, warna daun, dan alat-alat tambahan lainnya.
B.     Dasar Teori
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah.
·         Faktor dalam.
Faktor dalam terpenting yang mempengaruhi laju transpirasi ialah luas daun, tebal tipisnya daun, adanya lapisan lilin,dan jumlah stomta (Anonim, 2007).
·         Luas daun
Luas permukaan daun mempengaruhi transpirasi karena sebagian besar penguapan air terjadi di daun semakin lebat atau semakin banyak daun yang dimiliki tumbuhan akan memperluas permuaan daun yang dimiliki tanaman, hal ini mengakibatkan penguapan lebih cepat terjadi. (Anonimous, 2007).

·         Tebal tipisnya daun
Transpirasi dapat dipengaruhi oleh ketebalan daun, semakin tebal daun semakin sulit penguapan terjadi didaun. Ini karena daun yang tebal akan menyulitkan kenaikan suhu daun yang mengakibatkan berkurangnya kecepatan transpirasi. (Anonimous, 2007).
·         Adanya lapisan lilin
Pada tumbuhan yang tinggal di daerah panas umunya memiliki lapisan lilin yang melindungi tumbuhan. Lapisan ini seperti yang dimiliki kaktus berfungsi mencegah kehilangan air dari proses penguapan. (Anonimous, 2007).
·         Jumlah stomata
Stomata mempengaruhi kehilangan air karna transpirasi. Semakin banyak stomata pada daun laju transpirasi cenderung tinggi. Tetapi pada batasan tertentu atau saat daun kehilangan air yang cukup besar stomata akan menutup dan mengurangi laju transpirasi. (Anonimous, 2007)
Daun merupakan organ yang paling bervariasi, dan terutama merupakan organ fotosintetik. Daun dibagi menjadi beberapa tipe atas dasar yang berbeda misalnya atas dasar terdapatnya stomata, letaknya stomata terhadap permukaan daun, susunan mesofil daun, susunan selubung berkas pengangkut dan seterusnya. Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai daun, alat ini hanya terdapat pada batang. Bentuk daun yang tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk :

1.      Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa zat gas
(CO2).
2.      Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
3.       Penguapan air (transpirasi).
4.       Pernafasan (respirasi).




C.    Metode

a.       Waktu dan Tempat
Pengamatan acara V ( Hal Daun Tunggal ( Folium simplex)) ini dilakukan pada pukul 08.00 WITA. Di hari Rabu tanggal 13 April 2011 ditempat Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman.

b.      Bahan Dan Alat
Ø  Bahan
1.      Daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
2.      Daun bamboo (Bambusa sp)
3.      Daun ubi kayu (Manihot esculenta)
4.      Daun jagung (Zea mays)
Ø  Alat
1.      Buku gambar
2.      Kaca pembesar
3.      Pinsil
4.      Penghapus
5.      Penggaris, dan
6.      pulpen
c.       Cara Kerja
1.      Tulis nama preparat dan familinya
2.      Gambar bagian-bagian daun pelengkap dan daun tidak lengkap dengan keterangannya dalam bahasa Indonesia dan tulisan latin.
3.      Gambar dari tiap-tiap bahan, sebutkan :
ü  Bangun daun (Circumscription)
ü  Ujung daun (Apex folii)
ü  Pangkal daun (Basis folii)
ü  Tulang daun (Nevertio)
ü  Tepi daun (Margo folii)
ü  Daging daun (Intervenium)
ü  Warna daun
ü  Permukaan helaian daun atas dan bawah
E.     Pembahasan

Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat yang harus memenuhi kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energy cahaya menjadi energy kimia. Secara anatomi, daun terdiri atas epidermis, jaringan mesofil, jaringan bunga karang, jaringan pembuluh angkut, dan stomata.
Daun yang lengkap memiliki bagian-bagian seperti upih daun atau pelepah daun (vagina), tangkai daun (petioles), dan helaian daun (lamina). Sedangkan daun yang tidak lengkap yaitu aabila salah satu atau dua dari tiga bagian diatas tidak ada.
·         Upih daun atau pelapah daun (vagina)
Tidak semua tumbuhan mempunyai daun yang berupih. Daun yang berupih hanya terdapat pada golongan tumbuh-tumbuhan yang berbiji tunggal (monocotyledoneae) saja anatar lain :
1.      Suku rumput-rumputan (Grammineae)
2.      Suku empon-empon (Zingiberaceae)
3.      Pisang (Musa sp)
4.      Golongan palma (Palmae)
ü  Fungsi upih daun :
1.      Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, seperti pada tanaman tebu (saccahrum officinarum L.)
2.      Memberi kekuatan pada batang tanaman.
Misal : Pisang (Musa paradisiacal L.)
-          Batang yang namapak adalah batang semu.
·         Tangkai daun (petiolus)
Tiap jenis tumbuh-tumbuhan mempunyai bentuk dan ukuran tangkai daun yang berbeda-beda, bahkan suatu tumbuhan ukuran dan bentuk tangkai daunnya dapat berbeda. Macam-macam bentuk tangkai daun, jika dilihat pada penampang melintangnya antara lain:
1.      Bulat dan berongga
2.      Piph dan tepinya melebar
3.      Bersegi
4.      Setengah lingkaran
·         Helain daun ( lamina)
Tumbuhan yang demikian banyak macam dan ragamnya itu mempunyai helaian daun yang berneda-beda, baik mengenai bentuk, ukuran maupun warnanya. Sehingga tidak mudah untuk menemukan dua jenis tumbuh-tumbuhan yang helaian daunnya persis sama bentuk dan warnanya.
Untuk memperoleh kepastian/ mengenal jenis tumbuh-tumbuhan dapat dengan membandingkan bentuk helaian daunnya. Jadi helaian daun merupakan bagian dari daun yang terpenting, maka suatu sifat untuk helaianya saja, disebut juga sebagai sifat daunnya.
Cirri-ciri daun pada satu jenis tumbuh-tumbuhan adalah semua terutama pada bentuk atau bangun helaian daunnya. Kalaupun ada perbedaan hanya mengenai ukuran dan warnanya, yaitu daun muda dengan daun yang lebih dewasa. Tetapi perkecualian untuk beberapa jenis tumbuh-tumbuhan masih tetap ada.  Jika tanamannya masih muda tepi daunnya bertoreh/ berlekuk, dan jika sudah besar (tanamannya), tepi daun rata.
Suatu tanaman yang memeperlihatkan bentuk daun yang berlainan pada pohon, dan terletak atau terdapat pada cabang yang berlainan dikatakan bersifat Heterofilii. Kalua pada satu cabang terdapat kedua macam bentuk daun tersebut, sifatnya disebut Anisofilii.














F.     Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa banyak perbedaan yang dapat dibedakan dengan hanya melihat bentuk luar saja. Secara fisik, daun tersebut berbeda-beda, baik warna, permukaan, tepi daun, dan lain- lain. Tetapi di balik perbedaan tersebut, di dalam daun-daun tersebut mereka sama-sama mengandung klorofil (zat hijau daun). Zat tersebut seperti yang kita ketahui berfungsi untuk melakukan proses fotosintesis. Semakin hijau warna daun tersebut, semakin bagus kandungan klorofil yang terkandung dalam daun tersebut. Daun merupakan bagian pada tumbuhan yang sangat penting. Daun merupakan salah satu bagian tumbuhan yang dapat menyimpan cadangan makanan dari proses fotosintesis. Daun sebagai alat penangkap cahaya untuk fotosintesis dan alat transpirasi mempunyai bentuk dan ukuran yang bervariasi. Daun dapat sempurna atau tidak sempurna. Atas dasar struktur anatominya daun dapat bifasial, ekuifasial atau sentris. Jaringan penyusun daun pada umumnya adalah: epidermis dengan derivatnya (stomata, trikomata, litokis, sel kipas, sel silica dan seterusnya), mesofil yang terletak antara epidermis atas dan bawah, dapat berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang atau tidak berdiferensiasi, berkas pengangkut serta selubung berkas pengangkutnya yang dapat berupa parenkim berisi kloroplas atau tidak, jaringan penguat terdiri dari kolenkim atau sklerenkim dan pada jenis-jenis tertentu ada yang mempunyai kelenjar. Daun sangat peka terhadap lingkungan. Faktor lingkungan yang sangat besar pengaruhnya terhadap struktur anatomi daun adalah penyediaan air dan intensitas cahaya. Pengaruh lingkungan dapat mengubah struktur epidermis, stomata maupun mesofil.








DAFTAR PUSTAKA

1.      Soekardi,1993).http://biologi.blogsome.com/2009/11/16/plastida/ 2 Desember 2009
         Anonimous a. 2007. http://id.wikipedia.org/wiki/Transpirasi. 07 Desember 2009. 2  
         page.
        
       (Triasmono,1996)fotosintesis/http://kireidwi.blog.friendster.com/2009/04/transpirasi/ 
        2 Desember 2009.
3.      Soerodikoesoemo Wibisono dkk. (1999).Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, 
       Jakarta :Universitas Terbuka
4.      Susylowati. (2011). Diktat Kuliah Morfologi Tumbuhan. Samarinda : Universitas
       Mulawarman



Acara VI
Daun Majemuk (Folium compositium)

A.    Tujuan
Mengenal susunan daun majemuk dan bagian-bagiannya.
B.     Dasar Teori
1)      Pada tangkal daun, hanya terdapat satu helaian daun saja, disebut daun tunggal (Folium simplex).
2)      Tangkainya bercabang-cabang dan baru pada tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga disisi pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, disebut daun majemuk (Folium compositium).
Ø  Daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagiannya yaitu :
1)      Ibu tangkai daun, yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian daun (anak daun).
2)      Tangkai anak daun, yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun.
3)      Anak daun, bagian helaian daun yang karena dalam dan besaranya toreh menjadi terpisah-pisah.
Ø  Menurut susunan anak daun pada tangkainya yaitu :
1)      Daun majemuk menyirip (pinnatus), yaitu daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu tangkai daun, tersusun seperti sirip ikan. Dibedakan atas : menyirip beranak satu, menyirip genap, dan menyirip gasal.
2)      Daun majemuk menjari (palmatus), yaitu daun majemuk yang semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti letaknya jari-jari pada tangan.
3)      Daun mejemuk bangun kaki (pedatus), yaitu susunan daunnya seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai, melainkan pada tangkai anak daun disampingnya.

4)      Daun majemuk campuran (Digitatopinnatus), yaitu suatu daun majemuk ganda yang mempunyai cabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung ibu tangkai daun, tetapi pada cabang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-anak daun yang tersusun menyirip. Jadi daun campuran adalah campuran susunan yang menjari dan menyirip. Misalnya pada daun sikejut (Mimosa pudica).
C.    Metode

a.       Waktu dan Tempat
o   Waktu
ü  Hari Rabu, Tanggal 20 April 2011
ü  Pada pukul, 08.00-10.00 WITA
o   Tempat
Laboratorium Agronomi, lantai dasar gedung OECF. FAPERTA, Universitas Mulawarman.
b.      Bahan Dan Alat
Ø  Bahan
1.      Daun mawar (Ros sp)
2.      Daun kacang-kacangan/legume (kacang kedelai/tanah/hijau)
3.      Daun orok-orok (Crotalaria sp)
Ø  Alat
1.      Buku gambar
2.      Kaca pembesar
3.      Pinsil
4.      Penghapus
5.      Penggaris, dan
6.      Pulpen







c.       Cara Kerja
1.      Gambar dan beri keterangan mengenai bagian-bagian:
ü  Daun penumpu (stipula)
ü  Ibu tangkai (petioulus communis)
ü  Ruas-ruas Tk. I, II dan seterusnya
ü  Anak daun (foliolus)
2.      Sebutkan susunan daun majemuk
3.      Buat description dari setiap anak daun (bangunnya, ujung, pangkal, tepi, tulang, daging, warna, dan permukaan helaian atas dan bawah daun).

E.     Pembahasan
1.      Daun mawar (Ros sp)
Daun mawar memilki jumlah anak daun yang ganjil, letak duduk anak daunnya menyirip. Pada daun mawar anak daun yang terletak pada bagian ujung ibu tangkai daun mempunyai bentuk yang agak membesar dan anak-anak daunnya memiliki tepi yang bergerigikarena jumlah anak daunnya yang ganjil maka daun mawar dimasukkan ke dalam daun mejemuk menyirip gasal.
2.      Daun kacang-kacangan (kacang tanah)
Daun kacang tanah memiliki jumlah anak daun yang genap, letaknya duduk daun menyirip. Pada daun kacang anak daun yang terletak pada bagian ujung ibu tangkai daun mempunyai bentuk yang bulat dan besar dan daunnya membulat karena jumlah anak daunnya yang genap maka dikelompokan kedalam daun majemuk meyirip membulat atau ganda dua dengan tidak sempurna.
3.      Daun orok-orok (crotalaria sp)
Daun orok-orok merupakan jenis daun majemuk menyirip ganda du dengan sempurna, dikatakan menyirip karena tata letak anak tangkai daunnya pada cabang tingkat satu dari ibu tangkai dan dikatakan genap karena anak daun duduknya berpasangan dengan anak daun yang lain. Pada sepasang anak daun yang terdapat diujung tangkai biasanya posisinya menutup.












F.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang saya lakukan, maka saya berkesimpulan sebagai berikut:
1)      Daun majemuk terbagi atas empat bentuk yaitu; daun mejemuk menyirip (pinnatus), daun majemuk menjari (palmatus), daun majemuk bangun kaki (pedatus), dan daun majemuk campuran (digitato pinnatus).
2)      Bagian-bagian umum dari daun majemuk adalah; upih, ibu tangkai daun, anak tangkai daun, anak daun, serta pertulangan daun.
3)      Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa macam yaitu :
Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus), Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus).
4)      Dalam daun majemuk menyirip dibedakan lagi menurut duduknya anak-anak daun pada ibu tangkai, dan juga menurut besar kecilnya anak-anak daun yang terdapat pada satu ibu tangkai, hingga kami dapati pula : Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasang-pasangan, Daun majemuk menyirip berseling , Daun majemuk menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus).
5)      daun majemuk yang menyirip ganda dibedakan lagi menjadi : Daun majemuk menyirip ganda sempurna , Daun majemuk menyirip ganda tidak sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Adrak, Adria R. dan Sri Aminarti.2011.Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan Progran Studi Biologi.FKIP Unlam: Banjarmasin
2.      Tjitrosoepomo, Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada University: Yogyakarta
3.      Http//: google.co.id (23 Maret 2011)
4.      Http//:id.wikipedia.org/morfologi daun (10 Maret 2011)





Acara VII
Hal Bunga Majemuk (Inflorescentia)

A.    Tujuan
Mengenal bermacam-macam susunan bunga majemuk:
1.      Tak terbatas (Inflorescentia raemosa)
2.      Terbatas (Inflorescentia cymosa atau centrufuga)
3.      Inflorescentia mixta
B.     Dasar Teori
Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian bunga semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai bunganya, kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai dan lain-lain.
Susunan bunga majemuk juga biasa disebut dengan istilah perbungaan atau infloresens (inflorescence). Dalam percakapan sehari-hari, sebagian perbungaan disebut sebagai "bunga" saja (atau variasinya), terlebih bila susunannya rapat atau kuntum-kuntum bunganya kecil-kecil, seperti misalnya bunga kenikir dan bunga kelapa (disebut mayang).
Bunga majemuk memiliki bagian-bagian yang bersifat seperti batang, seperti daun, serta bagian-bagian yang khas bunga, seperti mahkota bunga, putik, dan benangsari.
Bagian-bagian yang bersifat seperti batang, misalnya:
1.      Ibu tangkai bunga (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk. Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga individual melekat, disebut rakis (rachis)
2.      Tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai masing-masing kuntum bunga individual, dan
3.      Dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga.
Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, misalnya:
1.      Daun pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya muncul ibu tangkai bunga.
2.      Daun tangkai (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2 helai) yang muncul pada pangkai tangkai bunga.
3.      Kelopak bunga (calyx), pada bunga-bunga tunggal/individual.
4.      Seludang bunga (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae).
5.      Daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk. Misalnya pada Asteraceae.
6.      Daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus.
Daun pelindung (bractea dan bracteola) bisa bervariasi bentuknya, mulai dari bentuk biasa sebagaimana daun normal, menyusut atau mengecil (rudimenter), atau menghilang. Perbungaan dengan daun-daun pelindung yang mengecil dan berbentuk khas disebut bracteate dan yang tanpa daun-daun pelindung disebut dengan istilah ebracteate. Perbungaan yang daun-daun pelindungnya serupa atau hampir serupa dengan daun normal disebut frondose.
C.    Metode

a.       Waktu dan Tempat
o   Waktu
ü  Hari Rabu, Tanggal 27 April 2011
ü  Pada pukul, 08.00-10.00 WITA
o   Tempat
Laboratorium Agronomi, lantai dasar gedung OECF. FAPERTA, Universitas Mulawarman.


b.      Bahan Dan Alat
Ø  Bahan
1.      Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
2.      Bunga orok-orok (Crotalaria sp)
3.      Bunga Lamtoro (Leucaena glauca)
Ø  Alat
1.        Buku gambar
2.        Kaca pembesar
3.        Pinsil
4.        Penghapus
5.        Penggaris, dan
6.        pulpen
c.       Cara Kerja
1.      Sebutkan nama dan familinya.
2.      Gambar skematis dan beri kerangka bagian-bagian:
4.      Tangkai karangan bunga
5.      Daun pelindung
6.      Daun tangkai, daun pertama ( prophylla, bractesia)
7.      Ibu tangkai (pedunculus)
8.      Ruas ( rachis)
9.      Tangkai bunga (pedicoolus)
10.  Bunga (flos)
3.      Sebutkan susunan bunga majemuknya.
4.      Gambar dan sebutkan bagian-bagian dari struktur bunganya (dasar bunga, jumlah, dan kedudukan dari masing-masing kelopak, mahkota, alat kelamin (putik, benang sari)).


E.     Pembahasan

1.      Tak terbatas (Inflorescentia raemosa)

Perbungaan sederhana tak terbatas disebut racemose, merujuk pada bentuk dasarnya yang berupa tandan (raceme, dari bahasa Latin: racemus, tandan anggur)[1]. Bentuk-bentuk lain perbungaan ini dapat diturunkan dari bentuk dasar ini dengan menyusutkan, menggembungkan, melebarkan, atau memipihkan ibu tangkai atau tangkai-tangkai bunganya.

2.      Terbatas (Inflorescentia cymosa atau centrufuga)

Perbungaan sederhana terbatas disebut cymose, dari bentuk dasarnya yang disebut cyme (payung tambahan, dari bahasa Prancis cime yang berarti ‘puncak, paling atas).

3.      Bunga majemuk berganda (Inflorescentia mixta)

Bunga-bunga majemuk berganda (synflorescences) bentuknya dapat ditelusuri menurut bentuk-bentuk bunga majemuk sederhana. Jika bunga-bunga majemuk sederhana tersusun dari kuntum-kuntum bunga individual yang terangkai menurut pola tertentu, maka bunga majemuk berganda tersusun dari serangkaian bunga-bunga majemuk sederhana, baik yang terbatas (cymose) maupun yang tidak terbatas (racemose).
Bunga majemuk berganda bisa berulang polanya dua kali, tiga kali (berganda tiga), atau lebih. Beberapa bentuknya demikian rumit sehingga sulit diusut akar polanya. Bunga majemuk berganda yang mengulang-ulang pola dasarnya dikenal dengan sebutan double inflorescence.
Disalah satu bunga majemuk yang telah ditelitikan yaitu sebagai berikut:
1)      Bunga Kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
adalah salah satu tanaman hias populer dari suku polong-polongan (Fabaceae). Biasanya ditanam di pekarangan, kadang-kadang bergerombol, dengan bunga berwarna merah kekuningan yang cerah.
Habitusnya berupa perdu yang bisa mencapai tiga meter. Asalnya dari Amerika Serikat bagian selatan. Tumbuhan ini adalah flora nasional Barbados.

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae
Upafamili: Caesalpinioideae
Genus: Caesalpinia
Spesies: C. pulcherrima
            Bunga kembang merak ini memiliki kelopak bunga, mahkota, putik, dasar bunga, dan benang sari, yang memperindah bunga kembang merak tersebut dan memiliki warna yang cerah.
2)      Bunga Lamtoro (Leucaena glauca)
adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (=Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan[1], dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa.
Kerajaan:Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae
Upafamili:
Mimosoideae
Genus:
Leucaena
L. leucocephala
            Bunga lamtoro ini tidak memiliki struktur bunga yang lengkap tetapi hanya sebagiannya dan hanya memiliki benang sari yang banyak sehingga jumlahnya tak terbatas.
            Bunga lamtoro adalah sebagai pagar hidup, sekat api, penahan angin, jalur hujan, rambatan hidup bagi tanam-tanaman yang melilit seperti lada, panili, markisa dan gedung, serta pohon penaung diperkebunan kopi dan kakao. Dihutan-hutan tanaman jati yang dikelola perhutani dijawa, lamtoro kerap ditanam sebagai tanaman sela untuk mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan meningkatkan kesuburan tanah. Perakaran lamtoro memiliki nodul-nodul akar tempat mengikat nitrogen, selain itu juga lamtoro merupakan bahan yang banyak dimanfaatkan oleh semua orang.
F.     Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1.      Bunga kembang merak ternyata telah mempunyai struktur bbunga yang lengkap. Dan memiliki skematis yang sempurna walaupun satu atau dua dari itu tidak ada.
2.      Bunga lamtoro berbentuk bulat dan tidak seperti bunga kembang merak yang lengkap, namun lamtoro hanya memiliki benang sari yang jumlahnya tak terbatas.
3.      Bisa membedakan antara bunga majemuk yang terbatas, tak terbatas, dan inflorescentia mixta sehingga mudah untuk diketahui antara bunga majemuk dan bunga yang tak majemuk.

DAFTAR PUSTAKA

2.       Santosa Woelaningsih Sri.(2001).Buku Petunjuk Praktikum Biologi Umum Jakarta:Universitas Terbuka
3.       Sumawar,dkk.1994. IPA-Biologi IA. Jakarta. Erlangga
4.       Saktiyono.1999. Biologi SMU. Jakarta.Erlangga








Acara VIII
Hal Bagian-Bagian Bunga, Rumus
dan Diagram Bunga

A.    Tujuan
Mengenal bermacam-macam susunan dan bagian-bagian dari bunga, rumus bunga, dan diagram bunga.
B.     Dasar Teori

1.      Bagian-bagian bunga yaitu:
·         Tangkai bunga/ pedicellus
·         Dasar bunga/ receptaculum
·         Kelopak/ calyx
·         Mahkota/ corolla
·         Benang sari/ stamen (alat kelamin jantan bunga)
·         Putik/ pistillum (alat kelamin betina bunga)
Bagian-bagian dari benang sari/ stamen adalah:
·         Kepala benang sari/ anther
·         Tangkai/ filamentum
·         Serbuk sari/ polen
Bagian dari putik/ pistillum adalah:
·         Kepal putik/ stigma
·         Tangkai putik/ sylus
·         Bakal buah/ ovarium

Didalam ovarium terdapat bakal biji/ ovulum jika antara kelopak dengan mahkota tidak dapat dibedakan, maka disebut dengan perhiasan bunga/ perianthium                P
2.      Rumus bunga
Susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan rumus, yang terdiri dari :
ü  Lambang-lambang yaitu yang menyatakan jenis kelamin dan simetrinya.
Lambang bunga actinomorphus          : * (bintang)
Lambang bunga zygomorphus            :    (anak panah)
Lamabang bunga sempurna                :
Lambang bunga jantan                        : O
Lambing bunga betina                                    : ♀
ü  Huruf-huruf yaitu singkatan dari nama bagian-bagian bunga.
ü  Angka-angka yaitu jumlah dari masing-masing bagian bunga.
3.      Diagram bunga
Diagram bunga merupakan gambaran dari proyeksi pada bidang datar dari semua  bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-panampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
Dalam membuat  diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (laxillaries atau terminalis) dan bagia-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan seharusnya).
C.    Metode

a.       Waktu dan Tempat
o   Waktu
ü  Hari Rabu, Tanggal 04 Mei 2011
ü  Pada pukul, 08.00-10.00 WITA
o   Tempat
Laboratorium Agronomi, lantai dasar gedung OECF. FAPERTA, Universitas Mulawarman.


b.      Bahan Dan Alat
Ø  Bahan
1.    Bunga alamanda (Allamanda cathartica,L.)
2.    Bunga bougenviel (Baugainviliea spectabilis, Willd)
3.    Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
4.    Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
5.      Bunga anggrek (Arachnis sp)
6.      Bunga kambojo (Pulmeria)
Ø  Alat
1.    Buku gambar
2.    Kaca pembesar
3.    Pinsil
4.    Penghapus
5.    Penggaris, dan
6.    pulpen
c.       Cara Kerja
1.      Sebutkan nama preparat dan familinya.
2.      Gambar skematis/ analisis bunga
3.      Bari keterangan bagian-bagiannya dari strukturnya (tangkai, dasar bunga, jumlah dan letak masing-masing kelopak tambahan, kelopak, mahkota, benang sari dan putik).
4.      Buatlah rumus dan diagram bungannya.
Cara mengerjakan diagram/ rumus bunga, tentukan:
a)      Letak bunga (ujung/ ketiak atau terminalis/ axillaries).
b)      Simetri : beraturan (actinomorphus), setangkup tunggal (zygomorphus), tak beraturan (aymetri).
c)      Jenis kelamin bunga : bunga banci/ hermaproditus, jantan, atau betina.
d)     Letak perhiasan bunga terhadap susunannya (aestivation).
e)      Kelopak, mahkota, putik dan benang sari : jumlah, keadaannya lepas satu sama lain, berlekatan, atau menghadap kepala sari.
f)       Kedudukan bakal buah pada dasar bunganya : meumpang, setengah tenggelam, atau tenggelam, jumlah ruang buah (1,2,3 atau banyak).

E.     Pembahasan

1)      Bunga Alamanda (Allamanda cathartica, L.)
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada ranting alamanda diketahui bahwa alamanda mempunyai rumus bunga ♀↑K5, C5, A5, G1, A1. Artinya bunga alamanda adalah bunga banci, bersimetri 1, memiliki 5 buah kelopak yang tidak berlekatan, dan memiliki banyak benang sari yang berlekatan satu sama lain dan seluruhnya berlekatan lagi dengan 5 buah daun mahkotanya, pada bunga ini putiknya hanya ada satu dan tidak berlekatan.

Klasifikasi :
Divisio              : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Apocynales
Familia            : Apocynaceae
Genus              : Allamanda
Species            : Allamanda cathartica L.

2)      Bunga baougenviel (Bougenvilia spectabilis Willd.)
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga kertas (Bougenvile) terletak diujung, namun ada pula yang terletak diketiak daun. Bunga ini daun pemikatnya ditempeli oleh satu bunga tabung untuk setiap satu daun pemikat. Rumus bunganya adalah ♀↑ K(5), C(5), A7, G1, artinya bunga kertas merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah mahkota yang saling berlekatan dengan benang sari yang tak terhingga/ banyak dan 1 buah putik yang tidak berlekatan. Tanaman ini merupakan tumbuhan liana yang kokoh dan menjauhi batang.
Klasifikasi :
  Divisio           : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Ordo                         : Caryophyllales
Familia          : Phytolaccaceae
Genus            : Bougenvilia
Species          : Bougenvilia spectabilis Willd.
3)      Bunga kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis, L)
Bunga sepatu termasuk bangsa malvales, mempunyai ciri khas yaitu terdapatnya “columna”, yaitu bagian bunga yang terdiri dari pelekatan bagian bawah tangkai sarinya membentuk badan yang menyelubungi putik dan bagian pangkalnya berlekatan dengan pangkal daun – daun mahkota, sehingga bila mahkota bunga ditarik keseluruhannya akan terlepas dari bunga bersama – sama dengan benang – benang sari dengan meninggalkan kelopak dan bakal buah saja.
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bunga sepatu memiliki rumus bunga ♀↑K (7 + (5)) + 6, C5, A(), G5. Artinya bunga sepatu merupakan bunga banci, yaitu pada bunganya terdapat puitk dan benang sari. Bersimetri 1, dan mempunyai 5 buah kelopak utama yang saling berlekatan dan dilengkap dengan daun pelindung / kelopak tambahan sebanyak 6 buah yang tidak saling berlekatan, 5 buah mahkota bunga yang juga tidak berlekatan. Bengan sarinya sangat banyak dan saling berlekatan.
Klasifikasi :
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliopsida
Ordo                         : Malvales
Familia          : Malvaceae
Genus            : Hibiscus
Species          : Hibiscus rosa-sinensis L.


4)      Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
adalah salah satu tanaman hias populer dari suku polong-polongan (Fabaceae). Biasanya ditanam di pekarangan, kadang-kadang bergerombol, dengan bunga berwarna merah kekuningan. Habitusnya berupa perdu yang bisa mencapai tiga meter. Asalnya dari Amerika Serikat bagian selatan. Tumbuhan ini adalah flora nasional Barbados.
            Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bunga kembang merak memiliki 11 benang sari, 1 putik ovarium yang menumpang, 5 kelopak 4 mahkota, dengan daun majemuk yang tidak terbatas, dari cirri-ciri bunga tersebut sehingga dihasilkan dengan rumus bunga ♀↑K5, C5, A(10), G1.
Klasifikasi :
  Divisio           : Plantae
Classis           : Magnoliophyta
Ordo                         : Magnoliopsida
Familia           : Fabales
Genus            : Caesalpinia
Species          : Caesalpinia pulcherima
.
5)      Bunga Anggrek (Arachis sp)
Bunga ini termasuk bunga majemuk berkelamin dua, zygomorf, mempunyai benang sari dan kepala putik yang terletak pada suatu kotak dan pada tenda bunga mempunyai serupa tajuk dan warnanya bermacam – macam. Seperti warna tajuk bunga. Bunganya banyak terdapat pada setiap tangkai dan berbentuk seperti kalajengking. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga anggrek mempunyai rumus bunga ♀↑P5, A1, G1. Artinya bunga ini merupakan bunga banci yang bersimetri 1, memiliki 5 buah daun tenda bunga yang tidak berlekatan, 2 buah benang sari dan 2 buah putik yang juga tidak saling berlekatan.


Klasifikasi :
Divisio          : Magnoliophyta
Classis           : Liliopsida
Ordo            : Orchidales
Familia          : Orchidaceae
Genus            : Arahnis
Species          : Arahnis flosaeris
6)       Bunga kamboja (pulmeria sp)
Bunga kamboja ditemukan dalam beberapa warna. Sebagai tanaman hias, biasanya juga banyak terdapat dipemakaman-pemakaman. Warna-warna dari bunga kamboja yaitu putih, kuning atau merah. Daunnya pun tumbuh tunggal memiliki tangkai yang panjang dan bergerombal diujung dahannya.
            Seperti yang telah diamati terdapat bunga kamboja memiliki 1 putik, 5 benang sari, 5 mahkota dengan ovarium yang setengah tenggelam dengan rumus bunga ♀*K(5), C(5), A8, G3.
Klasifikasi :
  Divisio           : Magnoliophyta
Classis           : Magnoliophyta
Ordo                         : Gentianales
Familia           : Apocynaceae
Genus            : Pulmeria
Species          : Pulmeria sp


F. Kesimpulan
Dari hasil pengamatann kita dapat menetukan dan melihat bunga-bunga dengan rumus dan diagram bunganya sehingga dapat diketahui bunga tersebut dengan jenis kelamin bunganya. Dan dengan mudah mengetahui bunga itu banci, jantan dan betinanya.
Dan dari masing-masing pengamatan dengan bahannya yaitu dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:
1.      Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L)
♀↑K5, C5, A5, G1.
2.      Bunga Baougenviel (Bougenvilia spectabilis)
♀↑ K(5), C(5), A7, G1
3.      Bunga kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)
♀↑K (7 + (5)) + 6, C5, A(), G5
4.      Bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherima)
♀↑K5, C5, A(10), G1.
5.      Bunga Anggrek (Arachis)
♀↑P5, A1, G1.
6.      Bunga kamboja (pulmeria sp)
♀*K(5), C(5), A8, G3.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Saktiyono.1999. Biologi SMU. Jakarta.Erlangga
2.      Anonim. 2004. Makalah Anatomi Tumbuhan. Mataram. IKIP Mataram
3.      Tjitrosoepomo, Gembong.2005.Morfologi Tumbuhan.Gadjah Mada University: Yogyakarta
4.      Susylowati. 2011. Buku Diktat Botani. Faperta. Samarinda